Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Feb 28, 2013

Raja Richard III Tewas Dengan Luka Di Kepala

Beberapa cedera ditemukan pada bagian kepala Raja Richard III, tulang rusuk dan panggul, juga luka di bokong kanan, yang mungkin dilukai sebagai tanda penghinaan setelah kematiannya.

Kerangka ini memiliki sejumlah fitur yang tidak biasa, tubuhnya ramping, scoliosis, dan semua temuan fosil ini mirip dengan catatan sejarah yang menggambarkan tentang Raja Richard III. Fosil, termasuk penanggalan radiokarbon, bukti radiologi, DNA dan analisis tulang dan hasil arkeologi, menegaskan identitas Raja Plantagenet yang meninggal lebih dari 500 tahun yang lalu, sekitar abad ke-15 atau awal abad ke-16.
Temuan Kerangka Raja Richard III

DNA pada kerangka sangat sesuai dengan garis kerabat ibu Raja Richard III. Ditemukan sepuluh luka pada tulang, Raja Richard III dibunuh pada bagian belakang kepala. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa semasa hidup, Raja Richard III menjalankan diet protein tinggi (termasuk makanan laut).
Raja Richard III



Ilmuwan dari Universitas Leicester telah menemukan sisa-sisa Raja Richard III (University of Leicester announces discovery of King Richard III). Para ahli arkeologi dari berbagai Universitas resmi menyatakan dan mengidentifikasi kerangka yang ditemukan di pusat kota sebagai Raja Plantagenet terakhir yang meninggal pada tahun 1485.

Studi ilmiah ini dikonfirmasi dengan bukti kuat yang menyatakan, bahwa kerangka yang ditemukan pada lokasi gereja Grey Friars di Leicester benar-benar kerangka Raja Inggris, Richard III. Para peneliti dari Universitas Leicester mengungkapkan banyak bukti, diantaranta analisis DNA, penanggalan radiokarbon dan pemeriksaan tulang yang membuktikan identitas kerangka.

Richard Buckley, seorang arkeolog Universitas Leicester mengatakan, temuan ini merupakan kesimpulan akademik atas penggalian fosil kerangka di Grey Friars pada Agustus 2012 lalu, dan menetapkan kerangka tersebut milik Raja Richard III, Raja Plantagenet terakhir dari Inggris.

Tim ahli genetika (Dr.Turi King) menegaskan bahwa DNA kerangka sangat sesuai dengan dua garis keturunan keluarga Raja Richard III, Michael Ibsen dan salah satunya tidak ingin disebutkan namanya.

Dr.King juga mengatakan, urutan DNA yang diperoleh dari sisa-sisa penggalian fosil di Grey Friars dibandingkan dengan dua garis kerabat ibu Raja Richard III, dan ditemukan kecocokan diantara DNA keluarga dan DNA kerangka yang ditemukan. Analisis ini mengambarkan seorang laki-laki berusia 20-an hingga akhir 30-an. Raja Richard III saat itu berusia 32 ketika dia tewas pada Pertempuran Bosworth di tahun 1485.

Tulang-tulang ini menjelaskan bahwa Raja Richard III meninggal setelah mengalami dua luka yang signifikan di belakang tengkorak, mungkin disebabkan pedang atau tombak. Ini juga sangat konsisten dengan sejarah kontemporer Raja Richard III yang dibunuh setelah menerima serangan dibagian belakang kepala.

Fosil ini sepertinya memiliki fisik yang ramping dan skoliosis parah (kelengkungan tulang belakang), mungkin salah satu bahu tampak lebih tinggi. Dan semua ini sangat konsisten dengan deskripsi sejarah yang menggambarkan penampilan Raja Richard III. Beberapa cedera ditemukan pada bagian kepala, tulang rusuk dan panggul, juga terdapat luka dibagian bokong kanan, yang mungkin dilukai sebagai tanda penghinaan setelah kematiannya.

Fosil tulang mengungkapkan scoliosis parah, diyakini telah terjadi sejak remaja. Tinggi tubuh sekitar 5 kaki 8 inci (1.72m), Raja Richard III secara signifikan lebih pendek dan bahu kanannya mungkin lebih tinggi dari bahu kiri. Tubuhnya diperkirakan ramping, hampir feminin, sesuai dengan sejarah kontemporer. Kemungkinan bahwa tangannya diikat, penggalian kuburan buru-buru, hingga tidak cukup besar dan tidak ada kain kafan ataupun peti mati.