Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Feb 21, 2010

Doa Daniel

Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim [Babel], pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun.

Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu!

Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau.


Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya. Segenap orang Israel telah melanggar hukum-Mu dan menyimpang karena tidak mendengarkan suara-Mu. Sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, hamba Allah itu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Dia.


Dan telah ditetapkan-Nya firman-Nya, yang diucapkan-Nya terhadap kami dan terhadap orang-orang yang telah memerintah kami, yakni bahwa akan didatangkan-Nya kepada kami malapetaka yang besar, yang belum pernah terjadi di bawah semesta langit, seperti di Yerusalem. Seperti yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, segala malapetaka ini telah menimpa kami, dan kami tidak memohon belas kasihan TUHAN, Allah kami, dengan berbalik dari segala kesalahan kami dan memperhatikan kebenaran yang dari pada-Mu.


Sebab itu TUHAN bersiap dengan malapetaka itu dan mendatangkannya kepada kami; karena TUHAN, Allah kami, adalah adil dalam segala perbuatan yang dilakukan-Nya, tetapi kami tidak mendengarkan suara-Nya. Oleh sebab itu, ya Tuhan, Allah kami, yang telah membawa umat-Mu keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat dan memasyhurkan nama-Mu, seperti pada hari ini, kami telah berbuat dosa, kami telah berlaku fasik. Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami.


Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri. Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu BUKAN berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah. Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, OLEH karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!"

(Daniel 9:1-19)

Lukisan Yesus

Ada banyak orang yang kurang peka kepada fakta bahwa Yesus adalah Allah. Yesus tidak pernah berhenti menjadi Allah (Yohanes 10:30, Yohanes 14:9-10, Ibrani 1:8, Kolose 2:9, Filipi 2:6, 2 Petrus 1:1). Dan hukum Tuhan menyatakan bahwa kita jangan membuat patung tiruan dari Tuhan. Dalam kitab Keluaran 20:3-6 Tuhan berfirman demikian:

"Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku... "

Sebuah lukisan adalah semacam gambar dua-dimensi, dan film juga adalah semacam gambar. Jika ada seseorang yang berperan sebagai Kristus, orang itu sedang berusaha untuk membuat semacam tiruan yang menyerupai Tuhan Yesus. Manusia ingin untuk mempunyai semacam ilah dimana mereka dapat berhubungan secara langsung. Sebagai contoh, dalam kebudayaan penyembah berhala, mereka mengambil sepotong kayu dan memahatnya menjadi bentuk semacam mahluk, melapisinya dengan emas atau perak, dan kemudian mereka berkata, "Inilah Allahku!".


Salah satu alasan mereka melakukan hal ini adalah karena mereka menginginkan allah yang dapat terlihat dan dapat dipahami dengan mudah. Sekarang ada banyak orang yang mengaku sebagai orang yang percaya namun mereka membuat lukisan-lukisan dan menyebutnya sebagai lukisan Yesus, meskipun mereka sebenarnya tidak mempunyai ide sedikitpun mengenai rupa Yesus yang sesungguhnya ketika Dia berada di bumi. Lukisan-lukisan itu adalah bukan rupa Kristus yang sesungguhnya, jadi mereka sedang berbohong (band. Yesaya 53).


Tuhan Yesus mengambil rupa seorang manusia selama periode waktu tertentu, tetapi sekarang Dia sudah berada di Surga dalam keagungan-Nya yang kekal. Dia hadir di segala tempat, Dia tidak terbatas. Dialah yang menciptakan alam semesta ini. Bagaimana mungkin kita bisa melukiskan Dia?


Oleh karena itu janganlah kita berurusan dengan film, lukisan, atau gambar apapun yang dianggap sebagai Tuhan Yesus. Saya sudah pernah merobek gambar-gambar yang ada di dalam Alkitab tidak ada sesuatu yang aneh mengenai hal itu.


Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa Tuhan tidak menaruh gambar apapun di dalam Firman-Nya, Alkitab. Bila Alkitab anda memiliki gambar-gambar itu adalah gambar-gambar yang ditambahkan disitu oleh manusia. Tetapi Tuhan mengunakan kata-kata sebagai firman-Nya, Dia memberikan kepada kita tulisan untuk dibaca. Tuhan adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, Dia-lah yang menciptakan bunga mawar yang indah, ikan-ikan, burung-burung, anak bayi, dll. Jadi pastilah Tuhan sanggup mengisi Alkitab dengan gambar-gambar artistik yang indah bila Dia menginginkannya. Tetapi Tuhan tidak melakukannya, alasannya adalah karena Dia telah memberikan Firman-Nya dalam bentuk tulisan kepada kita supaya kita baca dan pelajari dengan sangat teliti dan berhati-hati, membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain di dalam Alkitab.


Dalam kitab Ulangan 4:15-20 Tuhan memperingatkan kepada kita demikian:


"Hati-hatilah sekali --sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api-- supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan; yang berbentuk binatang yang di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara, atau berbentuk binatang yang merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah bumi; dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit [yaitu orang-orang yang mengaku sebagai percaya], engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka, sedangkan TUHAN telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini."

Feb 11, 2010

Bagaimana Saya Tahu

"Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal."  (1 Yohanes 5:11-13)

Dalam kesempatan ini kita ingin untuk berbicara tentang satu pertanyaan penting yang kita semua harus perhatikan, "BAGAIMANA SAYA TAHU KALAU TUHAN TELAH MENYELAMATKAN SAYA?" Pertanyaan ini masuk ke dalam intisari dari apa sebenarnya "kehidupan" itu. Allah memberitahukan segalanya yang harus kita ketahui tentang program keselamatan-Nya bagi umat manusia di dalam buku-Nya, Alkitab. Dan Allah menjelaskan bahwa ada jaminan dari keselamatan kita.

Kita harus mengerti bahwa Allah-lah yang mengerjakan seluruh karya keselamatan (Efesus 2:8-9). Alkitab mengajarkan bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri. Tidak ada gereja, tidak ada ibadat atau upacara keagamaan, tidak ada manusia dengan usaha atau keinginannya yang dapat menyelamatkan kita. Hanya pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus dan karya dari Allah Roh Kudus di dalam hati kita yang dapat menyelamatkan kita (Titus 3:5).

Untuk "percaya" yaitu mempunyai "iman" di dalam Tuhan Yesus Kristus adalah "hasil" (akibat) dari keselamatan -- hal itu tidak pernah menjadi "penyebab" (dasar) dari keselamatan. Jika Allah sudah menyelamatkan anda dari kutukan yang kekal, maka Dia telah memberikan Roh-Nya yang kekal di dalam diri anda dan membangkitkan jiwa anda (yaitu anda menjadi mahluk yang sama sekali baru di dalam Kristus). Dan perang rohani yang tadinya terjadi antara anda dengan Allah telah berakhir, seperti yang Allah katakan dalam ayat-ayat berikut ini:

Yehezkiel 36:26-27 berkata:

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya."

2 Korintus 5:17 berkata:

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Roma 5:10 berkata:

"Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"

Dengan kata lain, jika Allah telah menyelamatkan anda dari kutukan yang kekal maka Tuhan Yesus Kristus telah membayar SEMUA upah dosa-dosa anda dengan hidup-Nya supaya anda bisa mendapatkan "hidup yang kekal", dan anda tidak membuat sumbangan apa-apa dalam cara apapun untuk menggenapi keselamatan anda. Itulah sebabnya seluruh kemegahan, kemuliaan, kehormatan dan pujian atas keselamatan hanya dapat diberikan kepada Tuhan.

Titus 3:4-7 berkata demikian:

"Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita,  supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita."

Akan tetapi bila Allah tidak menyelamatkan anda sebelum anda meninggal dunia atau anda masih hidup tetapi belum diselamatkan pada saat Tuhan Yesus Kristus datang kembali pada Hari Penghakiman, maka dalam masa kekekalan yang akan datang anda akan berada di bawah kutukan, yaitu "kematian kedua" yang kekal. Dalam dua ayat berikut ini, Allah memerintahkan kita untuk memeriksa keadaan rohani kita untuk menentukan apakah kita sudah benar-benar menerima hadiah (atau anugrah atau kasih karunia) hidup yang kekal berdasarkan apa yang Alkitab ajarkan mengenai keselamatan:

2 Korintus 13:5 berkata demikian:

"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji."

2 Petrus 1:10 berkata demikian:

"Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh [yaitu rajinlah], supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung [yaitu tidak tersandung oleh Firman Kristus]."

Pertanyaannya adalah "Apakah anda sudah mendapatkan kedamaian rohani dengan Allah?", kitab Yohanes 14:27 mengajarkan kepada kita demikian:

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Dan kitab Roma 5:1 berkata demikian:

"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena Iman [=Kristus], kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Feb 4, 2010

Kumpulan Besar Orang Banyak

"Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" [yaitu Injil Anugrah] Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah, sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan [kemegahan], dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"  (Wahyu 7:9-12)

Selama masa kerja gereja, denominasi-denominasi menghitung jumlah orang-orang yang datang ke gereja. Mereka memiliki daftar dari anggota dan daftar dari orang-orang yang telah membuat pengakuan iman. Akan tetapi sekarang Tuhan telah menyelamatkan diluar lingkungan organisasi gereja-gereja. Tidak ada yang tahu siapa yang Tuhan telah selamatkan atau dimana mereka berada dan mereka tidak dapat dihitung lagi.

Bagaimanapun juga, ketika kita mencari di dalam Alkitab, kita menemukan bahwa ada suatu angka yang dihubungkan dengan orang-orang percaya sejati yang akan membawakan penghakiman Tuhan kepada orang-orang yang tidak diselamatkan di akhir zaman. Kita membaca dalam kitab Wahyu 9:16 demikian:

"Dan jumlah tentara itu ialah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda; aku mendengar jumlah mereka."

Dua puluh ribu laksa adalah sama dengan 200 juta. Dan walaupun itu adalah jumlah yang sangat besar, itu hanyalah suatu sisa yang kecil dibandingkan dengan jumlah total dari orang-orang yang berada di dalam jemaat-jemaat. Itu hanyalah "sepersepuluh" dari kira-kira 2 milyar orang yang pada hari sekarang ini mengaku memiliki hubungan dengan Kristus di dalam gereja-gereja. Dan adalah sangat menarik bahwa kitab Amos 5:3-4 berkata demikian:

"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH kepada kaum Israel: "Kota yang maju berperang dengan seribu orang, dari padanya akan tersisa seratus orang, dan yang maju berperang dengan seratus orang, dari padanya akan tersisa sepuluh orang." Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!"

Ayat ini menyatakan bahwa hanya ada "sepersepuluh" dari orang-orang yang dihubungkan dengan kaum Israel yang akan diselamatkan. Dan Kaum Israel mewakili Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Lama. Dengan demikian ayat-ayat ini menolong kita untuk meyakinkan lebih jauh bahwa angka 200 juta dihubungkan dengan orang-orang percaya yang sejati. Itu adalah "kumpulan besar orang banyak", walaupun itu hanya merupakan suatu sisa dari jumlah keseluruhan orang-orang yang menyebut diri mereka "Kristen".

Ketika kita mempelajari Alkitab dengan seksama, kita akan menemukan bahwa hanya ada sedikit orang yang menjadi diselamatkan sebelum berakhirnya masa kerja gereja. Seperti misalnya, dunia ini telah ada selama 6,023 tahun sebelum terjadinya air bah pada zaman Nuh, dan populasi dunia telah berkembang mungkin menjadi kira-kira 1,000,000 orang. Tetapi bagaimanapun juga hanya ada 8 jiwa yang diselamatkan di dalam Bahtera.

Ketika Abraham masih hidup, mungkin ada beberapa orang di dalam keluarga mereka yang merupakan anak-anak Tuhan, tetapi kita tidak membaca tentang orang-orang lainnya yang menjadi diselamatkan pada waktu itu. Dan ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, hampir semua orang yang berumur 20 tahun keatas mati di padang gurun karena ketidak-percayaan mereka. Hanya Yosua dan Kaleb yang dapat menginjakkan kakinya ke dalam Tanah Perjanjian.

Dan Tuhan menyatakan angka yang terbesar dari jumlah orang-orang yang percaya yang dapat kita temukan di dalam Perjanjian Lama adalah pada zaman Elia, selama masa pemerintahan raja Ahab dan Izebel yang sangat jahat.

Dalam kitab 1 Raja-raja 19:18 kita membaca:

"Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia."

Ketika masa kerja gereja dimulai secara resmi pada Hari Pentakosta di tahun 33 Masehi, kita membaca dalam kitab Kisah Para Rasul 2:41 bahwa ada "tiga ribu jiwa" yang diselamatkan. Tetapi bagaimanapun juga, kitab Perjanjian Baru memberikan banyak bukti-bukti bahwa tidak lama setelah gereja-gereja Perjanjian Baru dibentuk, mereka telah mulai memisahkan diri dari Alkitab.

Seperti misalnya, kita membaca dalam kitab Galatia 1:6 demikian:

"Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia [anugrah] Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain"

Beberapa orang di dalam jemaat Galatia percaya bahwa mereka harus disunat secara jasmani supaya mereka dapat diselamatkan. Akan tetapi tentu saja sunat yang sejati adalah "sunat rohani", yaitu sunat di hati yang dilakukan oleh Allah Roh Kudus (Roma 2:29, Ulangan 10:16, Yeremia 4:4).

Dan dengan sama, Tuhan menunjukkan bahwa hampir semua gereja yang dicatat dalam kitab Wahyu pasal 2 dan 3 telah diserang oleh Iblis. Tuhan mendapatkan "lalang-lalang", yaitu orang-orang yang tidak percaya, di dalam jemaat-jemaat tersebut. Bahkan beberapa dari gereja-gereja itu telah dihubungkan dengan "Sinagoga Iblis".

Selama sejarah dari gereja, kita menemukan bahwa jemaat-jemaat memegang beberapa doktrin yang tidak setia kepada Firman Tuhan. Walaupun masa Reformasi menolong beberapa denominasi untuk menjadi lebih setia kepada Alkitab, tetapi seseorang bernama Arminius memperkenalkan rencana keselamatan "Injil lakukan sendiri" (injil pekerjaan) yang diterima oleh banyak gereja-gereja Protestan yang ada pada saat itu. Dan sekarang injil-injil palsu ini telah tersebar ke semua denominasi.

Demikianlah, Alkitab menyatakan bahwa hanya ada sangat sedikit yang diselamatkan dalam seluruh sejarah dunia. Jadi itu juga menunjukkan bahwa masa "panen besar" dari orang-orang yang percaya akan terjadi di akhir zaman. Oleh karena itu, adalah pada saat sekarang ini Tuhan akan menyelamatkan "kumpulan besar orang banyak" yang "keluar" dari Masa Kesusahan Besar, dan mereka telah "mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba".

Dalam ayat yang 13 - 17 dari Wahyu pasal 7 kita membaca lagi demikian:

"Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang KELUAR dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya." Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

Feb 2, 2010

Roh Kebenaran

"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran [yaitu Roh Kudus], Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan [doxazo] Aku [yaitu Kristus], sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku" (Yohanes 16:13-15)

Kita harus sangat bersyukur bahkan untuk selama-lamanya kepada Tuhan bahwa Ia telah memberikan kepada kita Alkitab, yang memberitahukan orang-orang yang percaya bahwa mereka harus percaya dan patuh kepadanya dengan tidak ragu-ragu. Mereka harus belajar untuk mempercayai bahwa Allah Roh Kudus akan memimpin mereka kepada Kebenaran ketika mereka berdoa untuk meminta pengertian dan mematuhi petunjuk-petunjuk-Nya untuk mempelajari Kitab Suci, seperti yang dijelaskan dalam kitab 1 Korintus 2:11-13 demikian:

"Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh [, membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani - KJV]."

Harap diperhatikan bahwa dalam bahasa aslinya bagian akhir dari ayat ini berkata "membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani", yaitu untuk membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain di dalam seluruh Alkitab yang membicarakan hal yang sama. Dan dalam terang kebenaran ini kita juga harus mengingat prinsip penting yang Tuhan nyatakan dalam kitab Amsal 25:2 yang menggunakan kata Ibrani  yang diterjemahkan sebagai ungkapan "kemuliaan" dan "kehormatan" dalam ayat yang sangat penting ini. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Kemuliaan [kabowd] Allah ialah merahasiakan sesuatu [dabar, yaitu Firman], tetapi kemuliaan [kabowd] raja-raja ialah menyelidiki sesuatu [dabar, yaitu Firman]."

Kitab Ulangan 29:29 menambahkan demikian:

"Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."

Dan kitab Amsal 22:17 menasihatkan demikian:

"Pasanglah telingamu dan dengarkanlah amsal-amsal [yaitu teka-teki atau perumpamaan] orang bijak, berilah perhatian kepada pengetahuanku."

Disini Tuhan menegaskan hal yang sangat penting bahwa Tuhan dengan sengaja telah membuat Alkitab sukar untuk dipahami -- dimana hal ini merupakan hak prerogatif Tuhan, atau "kemuliaan-Nya", untuk melakukan hal tersebut.

Disisi yang sama, adalah kemuliaan atau kehormatan yang sangat tinggi bagi orang-orang yang percaya untuk mempelajari Alkitab, atau "mencari" di dalam Alkitab, supaya Tuhan dapat menunjukkan kebenaran-Nya kepada umat pilihan-Nya dimana pada saat yang sama Tuhan juga "menyembunyikan" kebenaran-Nya dari orang-orang yang jahat.

Dalam kitab Wahyu 1:16 (dan juga di banyak tempat-tempat lainnya di dalam Alkitab) Firman Tuhan disamakan dengan senjata, yaitu "pedang bermata dua" yang keluar dari mulut Allah Putera. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik."

Dan kitab Mazmur 149:6 menyatakan demikian:

"Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka [yaitu orang-orang yang percaya], dan pedang bermata dua di tangan mereka"

Tuhan menjelaskan bahwa Firman-Nya (yang juga disebut sebagai Hukum Tuhan) memiliki dua sisi yang sangat tajam yang dapat "memotong" hati manusia, dimana sisi yang satu dapat digunakan untuk menyelamatkan dan sisi yang lainnya dapat digunakan untuk menghukum. Dan mereka-mereka yang menjadi diselamatkan berdasarkan belas kasih Tuhan dijelaskan dalam kitab 1 Samuel 2:8 demikian:

"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin [rohani] dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan [kabowd, yaitu kemuliaan]. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan."

Orang-orang yang belum mengalami kasih karunia Tuhan dan orang-orang yang tidak akan pernah mengalaminya digambarkan sebagai orang-orang yang "pikirannya telah dibutakan", seperti yang kita baca dalam kitab 2 Korintus 3:14-15 demikian:

"Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul [yaitu pikiran mereka telah dibutakan], sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena HANYA Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka."

Ini adalah sesuai dengan yang kita baca dalam kitab Kolose 2:2-3 demikian:

"supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan."

Dan dalam kitab Yohanes 5:39 Tuhan Yesus berkata demikian:

"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku"

Kasih Setia Allah

"Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya TUHAN, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari pada-Mu!"  (Mazmur 85:7)

Selagi kita mempelajari sifat alami dari Allah kita akan mengetahui bahwa belas kasih dan kesetiaan adalah karakter-karakter dari Allah dan merupakan aspek yang sangat penting dari program keselamatan-Nya.

Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa keselamatan secara total berasal dari anugrah, kemurahan, kesetiaan dan belas kasih Allah (Efesus 2:8-9, Titus 3:5). Keselamatan yang sejati seratus persen merupakan "hadiah" dari Allah kepada umat-Nya tanpa pra-syarat apapun. Dengan demikian kita dapat berkata bahwa sifat alami dari kemurahan dan kesetiaan Allah ditunjukkan kepada umat manusia melalui karya yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus.

Hanya Allah saja satu-satunya yang dapat memberikan seseorang kehidupan yang kekal. Dan Allah-lah yang harus "menarik" orang-orang pilihan-Nya kepada diri-Nya sendiri dan memberikan mereka pengertian rohani supaya mereka memiliki iman untuk percaya dengan segenap hati kepada-Nya, dan kemampuan untuk mengasihi dan mentaati-Nya. Hanya Allah saja satu-satunya yang dapat menciptakan "kebangkitan jiwa yang baru" yang kekal, atau "hati yang baru", membuat seseorang menjadi "mahluk yang baru", seperti yang kita baca dalam Yehezkiel 36:26-27 demikian:

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku [yaitu Roh Tuhan atau Roh Kudus atau Roh Kristus] akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya."

Dan dalam kitab 2 Korintus 5:17 kita membaca demikian:

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru [mahluk yang baru]: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Dan kitab Roma 8:9 menekankan demikian:

"Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus."

Lebih jauh Allah membuat hal ini sangat jelas dalam kitab Yesaya 43:25 bahwa yang pertama dan terutama dari keselamatan adalah untuk kemuliaan, kemegahan dan kehormatan Allah sendiri -- bukan untuk manusia. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu OLEH karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu."

Dan Allah memerintahkan semua orang-orang kudus-Nya untuk "pergi ke seluruh dunia" dan "menunjukkan belas kasihan" kepada mereka-mereka yang tersesat dengan menjadi "utusan-utusan Kristus" untuk memberitakan Injil Kasih Karunia supaya bilamana mungkin mereka juga dapat diselamatkan. Kitab Zakharia 7:9 mengatakan hal ini dengan cara demikian:

"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing!"

Dan kitab 2 Korintus 5:20 menyatakan demikian:

"Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah."

Apakah artinya untuk "didamaikan" dengan Allah? Manusia alami (yaitu orang-orang yang belum diselamatkan) selalu berada dalam keadaan "perang" atau berseteru dengan Allah karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka, tetapi orang-orang yang sudah diselamatkan secara rohani telah berdamai dengan Allah karena mereka mengetahui bahwa sekali mereka mendapatkan "kebangkitan jiwa yang baru yang kekal", yang diberikan sebagai anugrah dari Tuhan, semua dosa-dosa mereka, baik yang lalu, sekarang, dan yang akan datang seluruhnya sudah diampuni. Inilah yang Alkitab maksudkan sebagai "damai sejahtera" yang kekal yaitu kedamaian rohani dengan Allah. Kita belajar dari kitab Efesus 2:14-15 demikian:

"Karena Dialah [yaitu Kristus] damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan [yaitu peperangan], sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu."

Itulah sebabnya Kristus juga disebut sebagai "Raja Damai" seperti yang kita baca dalam kitab Yesaya 9:6 demikian:

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat, Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."

[** harap diperhatikan bahwa dalam bahasa aslinya ada tanda koma antara kata Penasihat dan kata Ajaib, jadi seluruhnya ada 5 nama bagi Kristus dalam ayat ini]

Oleh sebab itu, orang-orang kudus Allah (yaitu orang-orang percaya yang dosa-dosanya sudah diampuni) akan memuji dan memegahkan Allah untuk anugrah, kemurahan, kesetiaan dan belas kasih-Nya kepada mereka, dan mereka akan memberitahukan satu sama lain tentang keselamatan yang indah ini dari Allah. Kitab Mazmur 145:10-12 menyatakannya demikian:

"Segala yang Kaujadikan itu [yaitu orang-orang kudus-Mu] akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu."

Ketika orang-orang yang percaya memberitakan Injil, mereka adalah "wangi-wangian dari Kristus" terhadap semua orang di dunia ini, seperti yang kitab baca dalam 2 Korintus 2:15-16 demikian:

"Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan."

Injil adalah pedang bermata dua, dimana satu sisinya dapat menusuk untuk membuat kehidupan yang kekal, dan sisi yang lain dapat menusuk untuk membuat kutukan yang kekal. Dan Allah menggunakan pedang ini untuk menyelesaikan tujuan-Nya di dunia ini.

Kemudian pertanyaannya mengapa Allah menggunakan manusia yang tidak sempurna untuk memberitakan Injil kepada dunia? Bila Allah mau Ia dapat menggunakan malaikat-malaikat untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia dalam sekejap, tetapi mengapa Ia mengunakan bejana tanah liat untuk membawa berita Injil?

Hal itu terjadi karena Allah mau memperlihatkan "kekuatan-Nya" yang besar dalam menyelamatkan, supaya Dia-lah yang mendapatkan seluruh kemuliaan, kemegahan dan kehormatan, seperti yang dinyatakan dalam 2 Korintus 4:7 sebagai berikut:

"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat [yaitu manusia], supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami."

Kita orang-orang yang percaya harus "menunjukkan belas kasihan" kepada mereka yang secara rohani "teraniaya", "lapar", "miskin", "buta" dan "telanjang" dengan memberitakan Injil kepada mereka. Dan ini adalah cara "berpuasa" yang menyenangkan Allah, seperti yang kita baca dalam Yesaya 58:6-7 demikian:

"Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!"

Apabila Allah sudah memberikan belas kasih-Nya kepada anda melalui keselamatan, apakah anda juga sudah menunjukkan belas kasih anda kepada sesama manusia dengan memberitahukan kepada mereka tentang mujizat keselamatan yang besar yang Tuhan Yesus kerjakan di dalam diri anda?

Nasib Malang

"yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini."  (Yesaya 45:7)

Ini adalah pernyataan yang berasal dari mulut Tuhan, dan ungkapan yang menggangu adalah pernyataan yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan nasib malang. Dalam pikiran kita seringkali kita menghubungkan nasib malang dengan dosa. Akan tetapi Tuhan menggunakan kata "malang" dalam berbagai cara, dan Tuhan menggunakan kata "malang" terutama sekali dalam hubungannya dengan "hari penghakiman". Dan itu adalah hal yang sangat buruk. Pada hari penghakiman yang terakhir orang-orang yang tidak diselamatkan akan dibuang ke dalam kematian kedua yang kekal, mereka tidak mendapatkan hadiah hidup yang kekal. Dan itu adalah sebuah kemalangan yang sangat besar.

Letusan gunung berapi, gempa bumi, angin topan, dll. juga adalah hal yang sangat buruk karena itu menghancurkan banyak harta benda dan jiwa. Gempa bumi, banjir atau bencana alam apa saja adalah hal-hal yang membawa kemalangan, dan Tuhan mengambil tanggung jawab penuh untuk hal-hal seperti ini. Segala bencana-bencana yang seperti ini merupakan gambaran dari penghakiman Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan berkata bahwa Ia menciptakan nasib malang. Akan tetapi ketika kita melihat hal-hal ini terjadi kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, bagaimana jika hal itu terjadi kepada saya? Apakah saya sudah siap untuk bertemu dengan Tuhan?

Ingatlah bahwa Tuhan tidak menciptakan dosa, dosa sepenuhnya datang dari dalam "hati" manusia. Kitab Yakobus 1:13-15 menjelaskan demikian:

"Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. TETAPI tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."

Dan kitab Matius 15:18-19 menyatakan demikian:

"Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."

Adalah sangat menarik sewaktu kita berdoa Bapa Kami yang kita baca di Matius 6:9-13 kita berkata:

"Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan [yaitu roti] kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan [yaitu penghakiman], tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)"

Ungkapan "lepaskanlah kami dari pada yang jahat" berarti kita berdoa untuk dilepaskan dari "perbudakan dosa" atau "perbudakan Iblis". Ini adalah doa seseorang yang menginginkan keselamatan menurut syarat-syarat Tuhan.

Disini kita berdoa supaya tidak dimasukkan ke dalam pencobaan, yaitu dilepaskan dari penghakiman Tuhan. Kita berdoa supaya dosa-dosa kita diampuni seperti kita juga mengampuni dosa orang-orang yang bersalah kepada kita. Akan tetapi pertanyaannya dapatkah kita mengampuni dosa? Jawabannya adalah Tidak. Hanya Tuhan yang dapat menebus dosa-dosa manusia.

Kita mungkin dapat melupakan dosa orang-orang yang bersalah kepada kita untuk kebaikan kita sendiri, tetapi untuk menebus "upah" dari dosa seperti yang dituntut oleh Allah, hanya Tuhan Yesus Kristus yang dapat melakukannya. Hal yang pertama dan terutama dari sebuah dosa, dosa itu adalah dosa terhadap Tuhan, yaitu melakukan pelanggaran terhadap perintah-perintah Tuhan (Mazmur 41:4, Mazmur 51:4, Kejadian 20:6, Kejadian 39:9, Nehemia 9:29).

Jadi bila ada satu buah dosa yang paling kecil saja yang tidak ditebus oleh Tuhan, maka kita akan berakhir di dalam hukuman yang kekal. Dengan demikian kita mengerti bahwa satu-satunya jalan supaya kita dapat dibebaskan dari penghakiman Allah adalah melalui Tuhan Yesus Kristus.

Keyakinan Iman

"Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni."  (Ibrani 10:22)


Satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah bagaimana saya mengetahui bahwa saya sudah benar-benar diselamatkan? Dapatkah seseorang benar-benar mendapatkan keyakinan tentang keselamatan tersebut? Ada banyak orang-orang yang sudah sekarat dan sedang menuju pada kematian tetapi mereka tidak memiliki keyakinan akan keselamatan mereka. Selalu mereka berkata, "Saya harap demikian, saya harap semuanya baik-baik saja." Jadi mereka tidak benar-benar memiliki keyakinan tersebut. Dan itu adalah suatu cara yang buruk untuk menjalani hidup ini. Itu adalah cara yang buruk karena tanpa keyakinan tersebut, atau jika kita merasa masih ada suatu kemungkinan yang besar bahwa kita akan berakhir di dalam hukuman kekal, kemungkinan itu adalah benar bahwa kita akan berakhir disana. Betapa tanggungan yang sangat berat yang harus kita pikul dalam kehidupan yang semacam itu.

Disisi yang lain jika kita memiliki keyakinan iman, jika kita mengetahui bahwa kita adalah seorang anak Tuhan yang sejati, maka kita dapat dengan yakin berbagi Injil dengan orang-orang yang lain karena kita telah mempelajari apakah Injil itu. Dan selagi kita membaca Alkitab kita dapat mempelajari lebih dan lebih banyak lagi tentang program keselamatan Tuhan yang pada gilirannya akan membuat keyakinan kita semakin lama semakin bertambah kuat.

Dalam kitab Ibrani 10:22a kita membaca demikian:

"Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh .... "

Bukankah itu terdengar sangat baik? Ada suatu keyakinan iman yang teguh. Tetapi untuk masuk ke dalam hal itu kita harus melihat pada ayat 16-18 dimana Tuhan berkata tentang Perjanjian Yang Baru ketika Ia berkata:

"sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban [yaitu kurban binatang] karena dosa."

Nah bagaimanakah kondisi kita sebelum kita diselamatkan? Berbicara secara rohani bagaimanakah kondisi dari "hati" kita sebelum kita diselamatkan? Itu adalah hati yang salah, atau licik, bukankah begitu? Ingatlah dalam kitab Matius 15:19 kita membaca demikian:

"Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."

Sebelum diselamatkan hati kita adalah salah, hati kita adalah jahat. Jadi bagaimana kita bisa mendapatkan hati yang benar? Ingatlah bahwa ungkapan "Benar" sesungguhnya ber-identifikasi dengan Tuhan Yesus sendiri. Dalam kitab Yohanes 14:6 Tuhan Yesus berkata demikian:

"Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup .... "

Nah, pada saat kita datang ke dalam hadirat Tuhan Yesus kita berada di dalam hadirat Kebenaran. Itulah tepatnya apa keselamatan itu. Kita telah meninggalkan suatu lingkungan, atau suatu tempat, dimana segala sesuatunya adalah salah (atau tidak benar) dimana Iblis berkuasa disitu sebagai Bapa dari segala dusta. Dan ingatlah kitab Roma 3:4a menjelaskan kepada kita demikian:

"Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong ..... "

Kita telah meninggalkan semua hal itu dan sekarang kita berada di dalam hadirat Yang Maha Kuasa, di dalam tempat yang paling kudus dari yang maha kudus, dimana segalanya adalah Kebenaran. Kita telah dibawa masuk menembus tirai untuk masuk ke ruang maha kudus. Kita telah menembus tirai tersebut melalui tubuh Kristus. Kita telah datang ke dalam hadirat Allah dan Allah telah membuat kita memenuhi syarat sehingga kita dapat berdiri disana untuk memiliki hubungan yang erat dengan-Nya.

Nah, bagaimana caranya Tuhan membuat kita memenuhi syarat? Dia membuat kita memenuhi syarat dengan cara membayar upah dosa-dosa kita sehingga kita bisa mendapatkan "kebangkitan jiwa" yang sama sekali baru dimana di dalamnya kita sudah tidak mau untuk berbuat dosa lagi. Jadi kita bukan hanya berada di dalam hadirat Kebenaran saja, tetapi kita juga menjadi bagian dari Kebenaran tersebut. Untuk mengatakannya dengan cara yang lain, Roh Allah sendiri atau Roh Kristus "bersemayam" di dalam diri kita sebagai Kebenaran tersebut.

Sekarang kita dapat datang mendekat kepada-Nya dengan hati yang benar atau tulus ikhlas. Kita dapat datang kesana karena Allah telah membuat kita memenuhi syarat supaya kita dapat memiliki hubungan yang sempurna dengan-Nya. Akan tetapi itu bukan berkata bahwa kita harus datang kepada-Nya dengan hati yang tanpa dosa. Tuhan tidak berkata bahwa kita harus datang tanpa kesalahan. Selagi kita terus membaca ayat ini kita akan menemukan apa yang akan terjadi kepada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang masih ada melekat pada kita.

Pertama-tama kita mau menekankan bahwa karena kita telah memiliki kebangkitan jiwa yang baru, karena kita telah dilahirkan kembali dari atas (dari surga), karena Allah sendiri dalam bentuk Roh bersemayam di dalam diri kita, oleh karena itu kita dapat memiliki hati yang benar. Sekarang kita tidak takut-takut lagi membaca Firman Tuhan, Alkitab, yang adalah satu-satunya Kebenaran dan kita kagum pada informasi-informasi indah yang ada tertulis di dalamnya, dan disitu kita membaca bagaimana Kristus telah membayar untuk segala upah dari dosa-dosa kita.

Kita juga dapat membaca tentang darimana kita berasal dan bagaimana dosa masuk ke dalam dunia ini. Kita juga membaca tentang bagaimana kehendak kita sendiri harus dihancurkan dihadapan Tuhan. Kita tidak dapat datang kepada Tuhan dengan kehendak kita sendiri tetapi kita harus menyerahkan seluruh kehendak kita kepada Kristus. Kita juga membaca tentang kenyataan bahwa kita harus percaya kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Kita menerima segala hal dengan sukacita dan kita tidak mau ber-argumentasi dengan Tuhan.

Kita mengetahui bahwa ini adalah Firman Tuhan dan hal itu adalah cukup bagi saya. Kita harus ingat Tuhan memberitahukan kita bahwa kita memiliki keyakinan iman ini karena adalah Tuhan sendiri yang telah menuliskan hukum-hukum-Nya di dalam hati kita. Tuhan sendiri yang telah menyatakan bahwa dosa-dosa kita tidak akan diingat-ingat lagi. Tuhan sendiri yang telah menetapkan bahwa kita tidak perlu lagi mempersembahkan kurban binatang. Dan Tuhan sendiri telah menyatakan bahwa melalui tubuh Kristus kita memiliki jalan masuk ke dalam tempat Kudus yang paling kudus, dimana selama masa Perjanjian Lama hanya imam besar saja yang boleh masuk ke dalamnya. Tetapi sekarang kita dapat masuk kesana karena Kristus telah menyediakan jalan bagi kita untuk dapat masuk kesana. Allah telah menyatakan bahwa sekarang kita memiliki Imam Besar Agung, yaitu Kristus, yang menjadi Pengantara bagi kita.

Kemudian anda ingat bahwa Tuhan berkata, "dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jika kita telah memiliki keyakinan iman yang teguh apakah kita akan mendebatkan pernyataan ini? Jika Tuhan berkata bahwa "dosa-dosa kita tidak akan diingat lagi", apakah kita akan ber-argumentasi, tunggu sebentar, tunggu sebentar, hal itu adalah keterlaluan. Adalah baik bahwa Tuhan telah memaafkan kita akan tetapi Tuhan harus memiliki catatan yang kekal. Kita harus memiliki suatu catatan supaya suatu waktu nanti kita dapat melihat pada masa lalu kita.

Jadi kita mencoba untuk menempatkan Tuhan di dalam cara kerja kita. Kadang-kadang kita melakukan hal tersebut, bukankah begitu? Ada banyak orang yang akan berkata, oh ya, dia telah berdosa terhadap saya, dan saya telah memaafkannya. Saya telah memaafkannya tetapi saya menyimpan dosa tersebut di dalam hati saya supaya lain kali dia berbuat dosa yang sama saya dapat berkata, "Lihatlah ia berbuat hal itu lagi." Saya masih ingat bagaimana ia melakukannya pada waktu itu dan sekarang ia melakukannya lagi.

Nah apakah kita melupakan dosa-dosa itu sama sekali? Jawabannya adalah tidak. Akan tetapi ketika Tuhan berkata bahwa "Ia tidak akan mengingat-ingatnya lagi" kita percaya kepada Tuhan dengan iman. Kita benar-benar dapat bergantung secara penuh kepada Tuhan. Dan Ia tidak akan membawa hal itu lagi ke hadapan kita. Hal itu sulit untuk dipercaya, tetapi tidak sulit untuk dipercaya oleh anak-anak Tuhan karena mereka telah mempelajari selagi mereka membaca Alkitab tentang bagaimana Tuhan dengan setia memenuhi segala janji-janji-Nya dan bagaimana Tuhan telah melakukan hal-hal yang besar yang berada jauh diluar dugaan manusia.

Dalam kitab Roma 4:6-8 kita membaca demikian:

"Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya [yaitu berdasarkan anugrah]: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."

Penginjilan Orang Mati

"Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah."(1 Petrus 4:6)

Ada banyak orang yang salah mengerti tentang penginjilan kepada orang-orang mati. Orang mati yang dimaksud oleh ayat-ayat seperti ini bukan menunjuk kepada orang-orang yang sudah mati secara fisik, tetapi itu menunjuk kepada orang-orang yang masih hidup secara fisik tetapi mereka masih berada dalam keadaan mati rohani (yaitu belum menerima kebangkitan jiwa yang baru). Ketika seorang manusia meninggal dunia, nasibnya di dalam kekekalan sudah ditentukan, secara rohani tidak ada sesuatu apapun yang dapat kita lakukan untuk menolong orang yang sudah mati. Itulah sebabnya ketika seorang yang percaya meninggal dunia kita tidak mendoakan jiwa orang yang sudah mati tersebut tetapi kita mendoakan keluarganya yang masih hidup yang ditinggalkannya. Ketika seorang percaya yang sejati meninggal dunia jiwanya langsung pergi untuk berada bersama-sama dengan Kristus di dalam Surga sama seperti yang terjadi pada pencuri yang disalib di samping Yesus (Lukas 23:43).

Dalam kitab Yesaya 38:18 di Perjanjian Lama kita membaca demikian:

"Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut [yaitu dunia orang yang sudah mati secara fisik] tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu."

Dengan kata lain, kita tidak pergi ke kuburan-kuburan dan berkhotbah kepada tulang-belulang yang ada disana, itu adalah pekerjaan yang gila dan sama sekali sia-sia. Kita pergi memberitakan Injil kepada orang-orang yang masih hidup bukan kepada orang yang sudah mati. Di dalam seluruh Alkitab Tuhan menggambarkan orang-orang yang belum diselamatkan sebagai orang-orang yang mati, yaitu orang-orang yang belum menerima kebangkitan rohani.

Kitab Efesus 2:1 mengajarkan kepada kita demikian:

"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu."

Kitab 1 Korintus 15:22 berkata demikian:

"Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus."

Orang-orang yang mati secara rohani ini juga digambarkan sebagai "roh-roh yang berada di dalam penjara" (yaitu tawanan-tawanan Iblis) seperti yang dinyatakan dalam kitab 1 Petrus 3:19-20a (dan banyak ayat-ayat lainnya) demikian:

"dan di dalam Roh itu [yaitu Roh Allah/Roh Kudus/Roh Kristus] juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah ...."

Dan kitab Roma 3:10-16 menjelaskan tentang kematian rohani ini demikian:

"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [yang benar]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka ...."

Dan ayat 23 menambahkan demikian:

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan [yaitu citra] Allah"

Manusia diciptakan sempurna, tanpa dosa oleh Allah, mereka diciptakan dalam "gambar dan rupa Allah" (yaitu kemuliaan Allah, atau citra yang baik yang terdapat dalam sifat-sifat Allah), akan tetapi sejak Adam dan Hawa berbuat dosa (yaitu melanggar perintah Allah) mereka menjadi mati secara rohani. Dengan demikian semua manusia yang berasal dari Adam dan Hawa dilahirkan dalam keadaan mati rohani. Kita membaca referensi pertama dari kematian tersebut dalam kitab Kejadian 2:17, dimana Tuhan memperingatkan Adam demikian:

"tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Terjemahan secara literal dari bagian akhir ayat ini adalah:

" ... sebab pada hari engkau memakan kematian dari buah itu, pastilah engkau mati"

Hal ini menunjukkan bahwa setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini "secara rohani adalah sebuah mayat" yang merupakan tingkat pertama dari proses kematian selama hidup mereka yang sementara di dunia ini. Dan kecuali Tuhan membangkitkan jiwanya dari kondisi tersebut sehingga ia memperoleh "kebangkitan pertama", ia pasti akan mengalami "kematian kedua" yang kekal.

Peristiwa kematian secara fisik adalah peringatan yang secara terus-menerus diberikan kepada kita tentang kutukan yang kekal yang akan terjadi pada orang-orang yang tidak diselamatkan. Dan berdasarkan hal ini sekarang kita mengerti ayat yang sulit dalam kitab Roma 7:9-11 yang kita baca demikian:

"Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat [yaitu berbicara tentang Adam]. Akan tetapi sesudah datang PERINTAH itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku."

Disini Rasul Paulus, yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus, menulis tentang apa yang terjadi pada manusia yang pertama (dan juga seluruh umat manusia yang pada waktu itu masih berada di dalam tubuh Adam) -- yaitu Tuhan memberikan Hukum-hukum-Nya kepada umat manusia di taman Eden, kemudian manusia berdosa, dan akibatnya, manusia mati.

Sekarang karena seluruh umat manusia telah berbuat dosa dan kehilangan citra Allah, maka pilihannya manusia harus membayar sendiri upah dosa-dosanya (yaitu kematian kedua yang kekal), atau Tuhan Yesus Kristus sebagai sang Juruselamat membayar upah tersebut untuknya. Tidak ada pilihan yang lainnya tentang hal ini.

Kalau saja Hukum Taurat (atau hukum-hukum Tuhan atau sepuluh perintah Allah) dapat menyelamatkan manusia maka Tuhan Yesus tidak perlu turun dari Surga dan mati di atas kayu salib. Akan tetapi pada kenyataannya hukum-hukum tersebut diberikan justru untuk memperingatkan manusia bahwa pelanggaran mereka banyak, bahkan sangat-sangat banyak. Setiap "pikiran" (atau keadaan hati) kita yang tidak sesuai dengan hukum Tuhan sudah merupakan dosa dimata Tuhan.

Kitab Roma 3:19-20 menjelaskan demikian:

"Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa."

Dan ayat 21 - 22 menjelaskan jalan keluarnya demikian:

"Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus [sang Penebus] bagi semua orang yang percaya."

Sekarang kita mengerti mengapa setelah Hukum itu diberikan manusia menjadi "mati" secara rohani, karena dalam sifat alaminya manusia berada dalam pemberontakan terhadap Tuhan. Akan tetapi manusia baru, yaitu orang-orang yang telah menerima anugrah "kebangkitan jiwa yang baru" mereka justru akan bersuka-cita di dalam hukum-hukum Tuhan. Dan sekarang kita mengerti mengapa dalam kitab Matius 22:32 Tuhan berkata demikian:

"Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."