Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Mar 30, 2009

Mazmur Asaf

Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya. Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.

Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan. Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan. Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati. Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah [=injil-injil palsu].

Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?" Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya! Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.

Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu [Israel]. Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. Betapa BINASA mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!

Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina. Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.

Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau. Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya. (Mazmur 73:1-28)

Mar 27, 2009

Gereja Yang Kekal

"Aku [yaitu Babel] bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung. Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat." (Wahyu 18:7b-8)

Pada zaman Reformasi yang terjadi kira-kira 500 tahun yang lalu, Alkitab mulai dicetak secara massal melalui penemuan "mesin cetak" sehingga dapat disebarkan kepada khalayak ramai, kemudian tidak lama setelah itu orang-orang yang percaya mulai mendapatkan pengertian yang benar bahwa Babel yang tertulis di dalam kitab Wahyu menunjuk kepada organisasi gereja, dan pada waktu itu gereja yang paling besar adalah gereja Roma Katolik yang telah benar-benar mati secara rohani. Akan tetapi sesungguhnya  pengertian ini kurang global karena sekarang kita dapat mempelajari dari ratusan ayat di dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, bahwa Babel itu menunjuk kepada organisasi gereja-gereja, atau perwakilan luar dari kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru.

Dalam kitab Wahyu 18:20-23 kita membaca demikian:

"Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia [Babel] karena kamu." Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi. Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Dan cahaya lampu [yaitu kaki dian dari Injil] tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki [yaitu Kristus] dan pengantin perempuan [yaitu orang-orang percaya sejati] tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan."

Kita harus mengerti bahwa ada dua macam gereja, yaitu "internal" (atau gereja secara perorangan dan inilah gereja yang tidak dapat dikalahkan oleh alam maut), dan "external" (atau gereja secara organisasi yang terbukti dapat dikalahkan oleh alam maut).

Perhatikanlah dengan sangat berhati-hati gaya bahasa yang dapat menjadi perangkap yang Tuhan gunakan di dalam Alkitab, apakah Petrus atau Tuhan Yesus yang akan mendirikan "gereja yang kekal" ? Dalam kitab Matius 16:18 Yesus berkata demikian:

"Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini AKU [yaitu Kristus sang Batu Penjuru] akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya."

Tentu saja adalah Tuhan Yesus Kristus yang akan menjadi "batu penjuru" dari gereja yang kekal bukan Petrus. Kitab 1 Korintus 3:11 menyatakan demikian:

"Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus."

Kitab Efesus 2:20-22 menjelaskan demikian:

"yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh."

Dan kitab Kisah Para Rasul 4:11 memperingatkan demikian:

"Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan --yaitu kamu sendiri--, namun ia telah menjadi batu penjuru."

Sekarang kita telah kembali lagi kepada masa ketika Yesus dan para rasul masih hidup di bumi. Semua denominasi dan gereja-gereja secara organisasi -- yaitu perwakilan external dari Kerajaan Allah, yang pada waktu itu menunjuk kepada synagoga umat Yahudi, secara keseluruhan telah mati secara rohani sehingga harus dialihkan kepada wadah yang lain.

Sekarang kira-kira 2000 tahun kemudian sejarah kembali mengulang dirinya sendiri. Inti dari Injil Perjanjian Baru yang diajarkan oleh Kristus adalah "Injil Kasih Karunia", yaitu segala kemegahan dan kemuliaan atas keselamatan hanya diberikan kepada Tuhan, dan inilah yang menjadi konflik utama antara pemimpin-pemimpin agama Yahudi dengan Yesus dan para rasul.

Ketika kita mengira bahwa pekerjaan jasmani kita sendiri atau upacara-upacara ibadah yang kita lakukan sendiri, sekecil apapun itu adanya, dapat mengambil peran untuk menggenapkan keselamatan maka kita sedang "memegahkan" diri sendiri karena pekerjaan yang kita lakukan. Akan tetapi pada kenyataannya kitab Efesus 2:8-9 memperingatkan demikian:

"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang MEMEGAHKAN diri."

Kitab Wahyu 14:7 menyatakan demikian:

"Takutlah akan Allah dan MULIAKANLAH Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

Dan Wahyu 16:9 menambahkan demikian:

"Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk MEMULIAKAN Dia."

Bangsa Israel kuno telah menjadi sangat percaya bahwa mereka akan diampuni dan diterima oleh Allah karena hukum-hukum upacara ibadah yang sangat rajin mereka lakukan sendiri (injil-injil pekerjaan). Itulah sebabnya mereka tidak dapat melihat Kristus sebagai Mesias, sang "penggenap" dari Hukum Allah seperti yang dijanjikan oleh Kitab Suci (Roma 10:4, Roma 13:10, Matius 5:17, Yohanes 5:39). Sampai saat ini dalam sejarah bangsa Israel yang ada di Timur Tengah masih menunggu kedatangan Seorang Mesias untuk  menebus dosa-dosa mereka karena mereka telah menolak Kristus, sang Firman yang hidup.

Rasul Paulus yang berada di bawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menulis tentang bangsa Israel dalam kitab Roma 10:1-5 demikian:

"Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah. Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya."

Telah terjadi kebangkrutan rohani yang sangat besar dari keturunan yang satu dan diwariskan kepada keturunan yang lain sehingga keadaan sudah menjadi begitu buruknya dan tidak dapat diperbaiki lagi. Pemimpin-pemimpin rohani yang disebut sebagai "tukang-tukang bangunan", karena merekalah yang seharusnya membangun bait rohani Allah, sudah melupakan Tuhan sama sekali. Oh ya mereka sangat sering menyebut nama Tuhan tetapi mereka tidak mau melihat kepada Firman Tuhan yang sejati sebagai otoritas yang utama.

Kitab Matius 21:42-43 dan banyak ayat-ayat lainnya mencatat demikian:

"Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru [Mazmur 118:22]: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu."

Dalam kitab Yesaya 5:1-6 kita membaca hal yang mirip demikian:

"Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku [yaitu Kristus], nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam. Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apakah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya."

Dan ayat-ayat 12-13, 15-16 melanjutkan demikian:

"Kecapi dan gambus, rebana dan suling, serta anggur terdapat dalam perjamuan-perjamuan mereka, tetapi perbuatan TUHAN tidak dipandangnya dan pekerjaan TUHAN tidak dilihatnya. Sebab itu umat-Ku harus pergi ke dalam pembuangan, oleh sebab mereka tidak mengerti apa-apa; orang-orang yang mulia akan mati kelaparan, dan khalayak ramai akan menderita kehausan .......... Maka manusia akan ditundukkan, dan orang akan direndahkan, ya, orang-orang sombong akan direndahkan. Tetapi TUHAN semesta alam akan ternyata maha tinggi dalam keadilan-Nya, dan Allah yang maha kudus akan menyatakan kekudusan-Nya dalam kebenaran-Nya."

Dan Yesaya 42:19-23 menambahkan sbb:

"Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN? Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar [Matius 13:13, Markus 4:12, Kis. 28:26]. TUHAN telah berkenan demi penyelamatan-Nya untuk memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia; namun mereka suatu bangsa yang dijarah dan dirampok, mereka semua terjebak dalam geronggang-geronggang dan disembunyikan dalam rumah-rumah penjara; mereka telah menjadi jarahan dan tidak ada yang melepaskan, menjadi rampasan dan tidak ada yang berkata: "Kembalikanlah!" Siapakah di antara kamu yang mau memasang telinga kepada hal ini, yang mau memperhatikan dan mendengarkannya untuk masa yang kemudian?"

Oleh karena persaingan yang sangat ketat pada hari sekarang ini ajaran Injil Kasih Karunia telah sangat melemah di dalam gereja-gereja dan digantikan oleh "injil-injil pekerjaan", "injil kehendak bebas", "injil mujizat", "injil science", "ajaran-ajaran yang netral atau universal", "wahyu-wahyu tambahan yang baru", dll.

Ajaran-ajaran ini bukan berasal dari Alkitab, semua ini merupakan "allah-allah yang lain" atau berhala-berhala yang berasal dari hasil pikiran manusia (yaitu bapa-bapa gereja atau disebut sebagai "tentara langit"). Jadi sebenarnya mereka sedang menyembah manusia yang menciptakan ajaran-ajaran tersebut walaupun mereka masih menyebutnya sebagai ajaran Kristen. Jadi ya sejarah akan mengulang kembali dirinya sendiri di akhir zaman tepat seperti yang dinubuatkan Alkitab.

Dalam kitab 2 Raja-raja 16:17 kita membaca tentang umat Israel demikian:

"Mereka telah meninggalkan segala perintah TUHAN, Allah mereka, dan telah membuat dua anak lembu tuangan; juga mereka membuat patung Asyera, sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepada Baal."

Masa Singkat Yang Dahsyat


-->-->
"Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat." (Matius 24:21-22)

Kita sedang hidup di dalam suatu masa ketika kita harus mendengarkan bukan kepada perasaan-perasaan kita, bukan kepada perkataan-perkataan orang lain, melainkan kepada Firman Tuhan yang sejati. Nabi Yeremia (dan Amos, Yesaya, dll) telah memberitahu umat Israel yang hidup pada zamannya, "Karena begitu besarnya dosa-dosamu maka Tuhan akan menghancurkan Yerusalem, dan kamu harus pergi menjadi tawanan-tawanan ke Babel", dan kebanyakan orang yang hidup pada waktu itu berpikir bahwa dia entah seorang gila atau seorang penipu. Mereka berkata, "Hal itu merupakan hal yang paling menggelikan di dunia ini untuk kita lakukan. Bait Suci Allah yang kudus berada di sini. Ini adalah tempat dimana api di atas mezbah hendaknya tidak pernah dipadamkan. Ini adalah tempat dimana api di "kaki dian" (tempat lilin) hendaknya tetap menyala. Engkau pasti sedang berusaha menipu kami."

Dan sesungguhnya mereka, yaitu umat Israel, telah menaruh Yeremia di dalam penjara dan di sumur hendak membunuhnya karena dia terus-menerus berbicara seperti itu. Walaupun Yeremia adalah seorang nabi yang asli dari Tuhan, dia hanyalah seorang manusia biasa. Akan tetapi pada hari sekarang ini kita memiliki nubuat-nubuat yang lebih pasti daripada apa yang dimiliki oleh orang-orang Yehuda pada zaman Yeremia. Kita memiliki jauh lebih banyak keterangan daripada yang mereka miliki di masa yang lalu karena kita telah memiliki seluruh Alkitab yang lengkap. Kita memiliki catatan dari segala sesuatu yang Tuhan ingin untuk kita ketahui tentang masa lalu, ingatlah dalam kitab Pengkhotbah 3:15 kita membaca demikian:

"Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; dan Allah [ingin] mencari yang sudah lalu."

Maksudnya kita harus mempelajari apa yang telah terjadi pada bangsa Israel kuno karena mereka adalah gambaran dari gereja-gereja Perjanjian Baru sebagai suatu wadah organisasi yang ditunjuk sebagai perwakilan luar dari Kerajaan Allah di dunia ini. Dan dalam kitab Roma 15:4-6 kita menemukan nasihat ini:

"Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus."

Dan kitab Ibrani 13:8 berkata demikian:

"Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."

Tentu saja Yesus Kristus adalah Allah Yang Kekal yang tidak pernah berubah. Sekarang jika Tuhan telah bekerja seperti yang telah Dia lakukan terhadap Yakub ketika seluruh keluarganya harus keluar dari "tanah perjanjian" di Kanaan untuk pergi ke Mesir karena "masa kelaparan yang sangat dahsyat", dan terhadap Yehuda di tahun 587 SM ketika kota Yerusalem dan Bait Suci dihancurkan oleh bangsa Babel "yang bahasanya tidak dimengerti oleh orang Israel", apakah kita akan berpikir bahwa Tuhan tidak akan pernah melakukan sesuatu yang seperti itu terhadap organisasi gereja-gereja Perjanjian Baru? Tentu saja, Tuhan dapat melakukan demikian jika dosa-dosa mereka sudah menjadi begitu besarnya sehingga tidak dapat diperbaiki lagi. Dan sekarang kita akan membahas mengenai hal-hal ini sewaktu kita mempelajari perkara-perkara mengenai akhir zaman di dalam Alkitab.

Pada saat ini di dalam sejarah dunia Tuhan sedang menyingkapkan misteri-misteri (rahasia-rahasia) mengenai rencana keselamatan-Nya yang telah dimeteraikan dan tersembunyi dari manusia selama beribu-ribu tahun. Alkitab secara mutlak adalah benar dan dapat dipercaya, dan sewaktu kita membaca Alkitab, nubuat-nubuat tersebut adalah jauh lebih berkuasa sebagai Firman Tuhan bagi kita daripada sewaktu Yeremia sedang berbicara dengan mulutnya sendiri kepada umat Israel. Jadi sewaktu kita membaca hal-hal yang negatif di dalam Alkitab, kita harus mendengarkannya dengan sangat berhati-hati karena itu adalah Firman Tuhan, entah kita menyukai apa yang kita baca atau tidak.

Sekarang, dalam kitab Wahyu 13:7 kita membaca demikian:

"Dan ia [yaitu Iblis] diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa [yaitu seluruh dunia]."

Dan ayat 8 - 9 melanjutkan demikian:
"Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya [yaitu menyembah Iblis], yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis SEJAK dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih. Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Ini sedang berbicara tentang si "Binatang" atau Iblis yang keluar dari dalam laut (atau Neraka) dan sekarang tanduk-tanduknya telah dimahkotai dan ia diperkenankan bukan saja untuk menguasai seluruh dunia tetapi juga untuk "mengalahkan" orang-orang kudus! Itu adalah Iblis yang datang mengepung dan menghancurkan perkemahan orang-orang kudus sama seperti raja Babel yang datang membinasakan Yehuda dan kota Yerusalem pada zaman dahulu.

Tetapi perhatikan, peperangannya bukanlah hanya untuk menguasai orang-orang yang belum diselamatkan di dalam gereja tetapi itu adalah untuk "mengalahkan orang-orang kudus". Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang kudus? Mereka adalah orang-orang percaya yang sejati. Apakah hal itu berarti bahwa keadaannya akan menjadi begitu buruknya sehingga Iblis dapat mengambil keselamatan mereka? Tidak, itu adalah mustahil karena keselamatan yang sejati, yaitu kebangkitan jiwa yang baru di dalam Roh Kristus, adalah hidup yang kekal. Akan tetapi Iblis akan mengepung dan menguasai perwakilan luar dari Kerajaan Allah, yaitu organisasi gereja-gereja setempat.

Kitab Wahyu 9:1-3 yang berbicara mengenai hal melepaskan Iblis di akhir zaman menyatakan demikian:

"Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah Bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut. Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu. Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi."

"Bintang" yang jatuh dari langit itu adalah Kristus, dan "lubang jurang maut" adalah Neraka (yang juga digambarkan sebagai laut) yang merupakan suatu keadaan untuk berada di bawah murka Tuhan. Hanya Kristus saja yang memiliki "kunci" untuk mengikat dan melepaskan Iblis, dan sekarang Dia telah melepaskan Iblis untuk "sedikit waktu lamanya" untuk menyesatkan bangsa-bangsa, seperti kita baca di dalam kitab Wahyu 20:1-3 demikian:
"Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya."
Ada banyak orang yang mengajarkan bahwa anda tidak perlu memperhatikan hal itu sama sekali karena itu adalah jauh 1000 tahun lagi setelah Iblis diikat. Akan tetapi mereka sedang menafsirkan Wahyu pasal 20 ini secara asal-asalan, 1000 tahun disini bukan menunjuk kepada 1000 tahun secara harafiah karena ada banyak penggunaan yang berbeda-beda tentang ungkapan 1000 tahun dalam pasal ini. Angka 1000, 100 atau 10 di dalam Alkitab hanya menunjukkan "kegenapan" dari segala sesuatu yang Tuhan sudah ditentukan.

Pada kenyataannya Iblis "telah" diikat pada peristiwa kayu salib sehingga ia tidak dapat mengagalkan rencana Tuhan untuk menyelamatkan umat pilihan-Nya setelah peristiwa kayu salib terjadi. Pada hari Pentakosta (hari perayaan panen) tepat 7 minggu setelah Kristus bangkit ada 3,000 orang yang diselamatkan pada satu siang hari. Dan itu adalah angka yang sangat besar dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Satu-satunya tempat lainnya dimana kita menemukan ada banyak orang yang diselamatkan adalah pada masa Elia ketika ada 7,000 orang yang tidak pernah sujud menyembah Baal. Sedangkan dari 3,000 orang dan 5,000 orang yang makan roti dan ikan secara ajaib di zaman Yesus, pada akhirnya hanya tersisa 120 orang murid yang berkumpul "diruang atas" di Yerusalem, dan hanya ada 500 orang murid yang berkumpul di Galelia untuk mendengarkan pesan yang terakhir sebelum Yesus diangkat ke Surga.

Perhatikan bagaimana kitab Wahyu 13:3a menjelaskan pengikatan Iblis pada peristiwa kayu salib demikian:

"Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya [yaitu Iblis telah dilukai atau diikat pada peristiwa kayu salib]"

Akan tetapi di akhir zaman Iblis akan dilepaskan kembali sebagai permulaan dari penghakiman Tuhan atas seluruh dunia. Dalam ayat selanjutnya ayat 3b - 5 kita membaca demikian:
" tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?" Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya."
Disini Iblis dianggap seakan-akan dia adalah Tuhan karena mereka berkata "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Siapakah yang dapat berperang melawan dia?" Tetapi sudah merupakan rencana Tuhan untuk melepaskan Iblis di akhir zaman supaya ia duduk memerintah di dalam organisasi gereja-gereja di sepanjang "Masa Siksaan Yang Dahsyat" atau Kesusahan Besar yang terakhir, yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi lagi.

Kemudian perhatikan pembatasan pada kekuasaan Iblis seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 9:4-5 demikian:

"Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya MANUSIA yang tidak memakai meterai Allah di dahinya. Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia."

Dengan kata lain, Iblis tidak dapat membahayakan keselamatan orang-orang yang percaya yang digambarkan disini sebagai "rumput-rumput, tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon". Jadi bagaimanakah kita dapat menyesuaikan hal ini dengan apa yang baru saja kita baca di Wahyu pasal 13 di mana Tuhan berkata bahwa Iblis akan "mengalahkan orang-orang kudus" ?

Kita mengetahui dari banyak ayat-ayat lainnya di dalam Alkitab bahwa tidak ada sesuatupun di dunia ini yang dapat memisahkan orang percaya sejati dari kasih Kristus. Jika demikian, bagaimanakah Iblis dapat menguasai orang-orang kudus? Nah, dimanakah tanah air orang-orang Yahudi dari bangsa Israel kuno yang merupakan gambaran dari gereja-gereja Perjanjian Baru? Itu adalah tanah Kanaan. Itu adalah kota Yerusalem dimana Bait Suci Allah terletak. Dan itu adalah di mana penghancurannya telah dilakukan. Iblis tidak dapat membahayakan keselamatan orang-orang percaya yang sejati, mereka akan tetap selalu menjadi orang-orang yang percaya, tetapi Iblis tentu saja dapat menguasai tanah air mereka atau tempat mereka berkumpul. Dan tanah air dari  orang-orang percaya di dalam Perjanjian Baru adalah organisasi gereja-gereja.

Kitab Matius 24:15-18 berkata tentang akhir zaman demikian:
"Jadi apabila kamu MELIHAT Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel [Daniel 11:31] --para pembaca hendaklah memperhatikannya-- maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan [Mazmur 18:2, Mazmur 125]. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya."
Ayat yang pararel dalam kitab Markus 13:9-14 menjelaskannya demikian:
"Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka. Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa. Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus. Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat." "Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya--para pembaca hendaklah memperhatikannya --maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan [Mazmur 18:2, Mazmur 125]."
Sewaktu kita merenungkan gagasan tentang meninggalkan organisasi gereja, hal tersebut sangat asing bagi kita, hal tersebut sangat melukai kita, hal itu asing bagi pemikiran kita. Gereja adalah tanah air kita. Tempat tersebut merupakan tempat kemana kita pergi untuk menemukan penghiburan. Tempat itu merupakan tempat dimana kita bertemu dengan rekan-rekan kita orang-orang yang percaya dan sebagainya. Tetapi Tuhan sedang memberitahukan kita  bahwa tentara Iblis akan "menguasai" orang-orang kudus. Dan ini adalah bahasa Tuhan, kalimat tersebut bukan berasal dari hasil pikiran saya sendiri. Itu  adalah Firman Tuhan.

Dalam kitab Wahyu 11:7 kita membaca demikian:

"Dan apabila mereka [yaitu dua saksi atau orang-orang percaya yang sejati] telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka."

Sekarang kita dapat melihat bagaimana hal ini berkaitan satu sama lain. Kenyataannya adalah cara yang digunakan Iblis untuk dapat menguasai perkemahan orang-orang yang percaya adalah melalui penyebaran injil-injil palsu. Kita menemukan dasar pemikiran lainnya atas hal ini dalam kitab 1 Petrus 4:17 yang kita baca demikian:

"Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada Rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?"

Sewaktu kita melihat pada ayat ini di dalam tulisan bahasa aslinya, bahasa Yunani, disitu dikatakan:

"Karena saatnya penghakiman dimulai, pada Rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi ....."

Tidak ada ungkapan "sekarang telah tiba". Dengan kata lain, akan ada suatu masa sewaktu Rumah Allah adalah tempat pertama dimana penghakiman dijatuhkan sebagai peringatan dari Allah tentang akhir zaman. Ingatlah -- hal yang sama juga terjadi pada masa Yesus (yaitu penghakiman kayu salib). Ungkapan Rumah Allah adalah sebuah referensi yang menunjuk kepada organisasi gereja-gereja dan denominasi-denominasi dalam Perjanjian Baru. Selama hampir 2000 tahun Tuhan telah menggunakan organisasi gereja-gereja yang tersebar di seluruh pelosok dunia sebagai lembaga ilahi-Nya, tetapi akan tiba waktunya dimana Tuhan berkata "cukup". Kita harus mengerti bahwa ada dua macam gereja, satu adalah "gereja secara organisasi" yaitu gereja yang dapat terlihat oleh mata, dan satu lagi adalah "gereja rohani" yang tidak terlihat oleh mata, dan itu adalah gereja sejati tidak dapat dikalahkan oleh alam maut.

Dalam kitab Yohanes 2:19-21 kita membaca demikian:

"Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak [rubuhkan] Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri [yaitu badan kumpulan orang-orang percaya yang sejati atau para pengantin rohani Kristus]."

Dan kitab 1 Korintus 3:9 menjelaskan demikian:

"Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah."

Akan tetapi dalam kitab Yeremia 25:29 Tuhan berkata demikian:

"Sebab sesungguhnya di kota yang nama-Ku telah diserukan di atasnya Aku akan MULAI mendatangkan malapetaka; masakan kamu ini akan bebas dari hukuman? Kamu tidak akan bebas dari hukuman, sebab Aku ini mengerahkan pedang ke atas segenap penduduk bumi, demikianlah firman TUHAN semesta alam."

Kota manakah yang diatasnya nama Tuhan diserukan? Kota tersebut ialah Yerusalem. Dan itu telah merupakan kota Tuhan yang kudus di tanah Yehuda (Yudea). Disini Tuhan sedang memberi kita suatu wawasan yang luas, suatu pandangan yang luas tentang akhir dari dunia ini, Tuhan akan membawa setiap orang yang tidak diselamatkan ke dalam penghakiman-Nya. Dan Tuhan akan memulai dengan gereja, yaitu kota yang nama-Nya telah diserukan.

Ini adalah bahan yang sangat berat untuk dibahas karena Tuhan sedang berbicara tentang kita orang-orang percaya yang ada pada hari sekarang ini, dan Tuhan sedang menyatakan bahwa orang-orang kudus, yaitu orang-orang yang percaya, akan dikalahkan. Pada zaman rasul Paulus juga terjadi hal yang sama persis dimana pada waktu itu lembaga perwakilan luar dari Kerajaan Allah beralih dari sinagoga umat Yahudi kepada gereja-gereja Perjanjian Baru, dan sekarang kita hidup pada masa yang seperti itu kembali.

Alasan mengapa seluruh hal ini begitu penting adalah karena hal tersebut sedang terjadi pada saat sekarang ini. Itu bukan merupakan sesuatu yang dapat kita tunda dan berkata, "Saya akan berpikir mengenai hal itu pada suatu saat nanti". Kebanyakan dari kita dapat melihat bahwa sesuatu yang mengerikan telah terjadi di dalam dunia gereja khususnya di sepanjang 10 atau 20 tahun terakhir. Sekarang marilah kita melihat hal ini dari sudut pandang lainnya, dalam kitab Lukas 21:5-6 kita membaca hal ini:

"Ketika beberapa orang [yaitu murid-murid] berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Bait apakah yang Yesus sedang bicarakan disini? Itu bukan menunjuk kepada bangunan Bait Suci yang ada di kota Yerusalem, tetapi itu menunjuk kepada seluruh tubuh kelembagaan orang-orang yang percaya. Dan Tuhan sedang menyatakan bahwa saatnya akan tiba sewaktu "tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain". Dengan kata lain, organisasi gereja-gereja akan dihancurkan sama seperti Bait Suci di Yerusalem dihancurkan oleh bangsa Babel pada tahun 587 SM. Bahkan tidak ada satu gerejapun yang Tuhan  akan akui sebagai lembaga ilahi-Nya. Tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain.

Akan tetapi karena Tuhan telah memeteraikan hal-hal ini sehingga para ahli agama dimasa yang lalu telah melihat pada perkara ini dan berkata, "Ayat itu sedang berbicara mengenai suatu saat ketika kota Yerusalem dihancurkan pada tahun 70 Masehi oleh jendral Titus Roma." Tetapi itu bukan merupakan sebuah penghancuran yang total karena di sana masih ada Tembok Barat (yang juga disebut "Tembok Ratapan") dan juga fondasi-fondasi Bait Suci. Semua batu-batu itu adalah bagian yang integral dari kompleks Bait Suci yang ada di zaman Yesus, maka Yesus bukan sedang berbicara mengenai Bait Suci secara jasmani sama sekali. Dia sedang berbicara tentang tubuh kelembagaan Perjanjian Baru -- organisasi gereja --.

Ini adalah bahasa yang sangat penting karena kita sedang bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan ini: "Bagaimana jika gereja kita masih cukup setia kepada Firman Tuhan, dan kita benar-benar sedang berusaha untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan? Apakah kita masih dapat bertahan?" Tetapi Yesus menegaskan, "tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Dan dalam kitab Lukas 21:7 kita membaca demikian:

"Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?"

Untuk menghemat waktu, melompatlah ke ayat 17 - 21 dimana Yesus berkata demikian:

"dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan [Mazmur 18:2, Mazmur 125], dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota"

Ingat di tahun 587 SM kota Yerusalem telah dikepung oleh tentara Babel yang melambangkan tentara Iblis. Dan organisasi gereja pada zaman ini sedang dikepung oleh tentara-tentara Iblis dengan injil-injil palsunya. Dan sesungguhnya kita membaca tentang bagaimana Iblis akan berhasil dalam kitab 2 Tesalonika 2:3-4 demikian:

"Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu [yaitu hari kiamat] haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka [yaitu Iblis], yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia DUDUK di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah."

Yaitu, sekarang Iblis sedang duduk memerintah di Bait Allah dan sedang disembah sebagai Allah. Ini adalah bahasa dari Alkitab. Tuhan sedang memberitahukan kepada kita betapa buruknya keadaan tersebut dan ini sedang benar-benar terjadi di zaman kita di depan mata kita. Kitab 2 Tesalonika 2:9-12 selanjutnya berkata demikian:

"Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi Kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan [pekat] atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan Kebenaran dan yang suka kejahatan."

Dan kitab Wahyu 17:17 menambahkan demikian:

"Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu [yaitu Iblis], sampai segala firman Allah telah digenapi. Dan perempuan [yaitu Babel] yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi."

Dan kitab Lukas 21:22 berkata demikian:

"sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis."

Ungkapan "masa pembalasan" merupakan referensi yang menunjuk kepada "Masa Siksaan Yang Dahsyat" yang sedang terjadi secara rohani pada hari sekarang ini. Siksaan ini bukanlah siksaan secara fisik yang telah sering terjadi sebelumnya, tetapi ini adalah "siksaan rohani" -- yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi lagi --, seperti yang digambarkan dalam kitab Daniel 12:1-2 demikian:

"Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, -- seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal [yaitu akhir zaman]. "

Sangat mengerikan sekali, itu adalah masa Penghakiman Tuhan atas dunia dan organisasi gereja-gereja setempat untuk mempersiapkan mereka bagi Hari Penghakiman Yang Terakhir supaya "genap semua yang ada tertulis" di dalam Kitab Suci. Dan itu akan menjadi penyelesaian dari rencana keselamatan Tuhan dimuka bumi ini. Perhatikanlah persamaan yang ada antara zaman Nuh dan zaman Lot dengan yang terjadi di akhir zaman yang kita baca dalam kitab Lukas 17:26-33 demikian:

"Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia [yaitu akhir zaman]: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi KELUAR dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya."

Kita harus "keluar" dari Yerusalem yang secara rohani telah berubah menjadi Sodom (Yesaya 1:10, Yeremia 23:14, Ratapan 4:6, Wahyu 11:8), dan orang-orang yang berada di ladang dan pedusunan jangan masuk lagi ke dalam gereja. Menurut sejarah, kita selalu merasa senang ketika kita dapat mengabarkan Injil kepada seseorang dan berkata, "Datanglah ke gereja kami dan bersekutulah bersama kami." Tetapi sekarang hari-hari itu telah berakhir. Tuhan Yesus sedang memberitahukan kepada kita, "Orang-orang yang berada di ladang jangan masuk lagi ke dalam kota" karena itu adalah tempat yang sangat berbahaya untuk berada disana, organisasi gereja-gereja telah menjadi tempat yang mati total secara rohani.

Dalam kitab Wahyu 18:2-5 Tuhan berkata demikian:

"Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya." Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai UMAT-KU, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya."

Disisi yang sama, orang-orang percaya yang sejati tetap mengabarkan Injil yang sejati di luar lingkungan gereja sebagai "hujan akhir", seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 14:7-8 demikian:
"dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan MULIAKANLAH Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."

Meninta Roti

"Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti." (Mazmur 37:25)

Tidak seperti yang ada dalam pikiran banyak orang ketika mereka membaca ayat ini, sebenarnya ayat ini tidak menunjuk kepada roti dan mengemis secara harafiah. Kita berasal dari dunia ini dan kita sering berpikir dengan ketentuan-ketentuan duniawi, akan tetapi Alkitab sedang berkata tentang hal-hal rohani atau surgawi dengan menggunakan kisah-kisah duniawi.

Alkitab menggunakan kiasan-kiasan atau perumpamaan-perumpamaan yang merupakan cerita-cerita duniawi dengan arti sorgawi. Kalimat "tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan" bukan berarti bahwa kita tidak akan pernah melihat seorang yang beriman mati kelaparan atau dipukuli sampai babak belur atau dibuang ke dalam penjara. Hal-hal tersebut telah banyak terjadi sepanjang sejarah waktu, akan tetapi mereka tidak akan ditinggalkan oleh Allah.

Allah mengetahui segalanya mengenai keadaan tersebut, dan kita baca dalam kitab Ibrani 13:5 demikian:

"Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Sebenarnya, jika kita diperlakukan dengan sangat buruk, dari pandangan duniawi kita telah dibawa pada kematian yang belum pada waktunya, tetapi justru itu adalah kejadian yang paling mulia dalam kehidupan seorang yang beriman sebab kita akan meninggalkan dunia yang berdosa ini dan masuk ke dalam hadirat Kristus yang Agung.

Dan kalimat "anak cucunya meminta-minta roti" tidak sedang berbicara tentang roti secara harafiah atau menderita kekurangan gizi. Roti atau makanan yang Allah maksudkan adalah "roti kehidupan". Benihnya atau keturunan orang-orang yang beriman tidak akan meminta-minta "roti" sebab mereka yang beriman memiliki kepedulian yang dalam supaya anak-anak mereka mengetahui Firman Allah.

Anak-anak dari orang-orang yang percaya tidak perlu harus mengemis orang tua mereka atau kakek nenek mereka untuk bercerita tentang keselamatan. Orang tua yang beriman akan berdoa terus-menerus untuk keselamatan anak-anak mereka, dan orang tua yang beriman dengan senang hati berbagi Injil dengan anak-anaknya. Dengan demikian, roti dari Injil dibagikan dalam keluarga orang-orang yang percaya.

Dan Yesus Kristus adalah "roti hidup" yang dimaksud yang merupakan penjelmaan dari Injil Allah. Dalam kitab Yohanes 6:35 Ia berkata demikian:

"Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."


Berdoa Di Kamar

"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Matius 6:5-6)

Adalah sangat menarik bahwa dalam bagian Alkitab ini Yesus mengajarkan jika kamu berdoa "masuklah ke dalam kamar dan tutuplah pintunya" atau "tempat yang tersembunyi". Ada arti rohani dalam pernyataan ini, tentunya ini bukan berarti bahwa setiap kali kita mau berdoa secara fisik kita harus masuk ke dalam sebuah kamar yang ada di sebuah rumah yang tidak orang didalamnya yang dapat melihat kita berdoa, tetapi maksudnya kita masuk ke dalam "pikiran" kita dan berdoa. Ini adalah seperti saat teduh kita bersama Tuhan.

Pada dasarnya kita dapat berdoa setiap saat, kita dapat berdoa di tempat tidur, saat kita berjalan, saat mengendarai mobil, ketika kita menghadapi masalah-masalah, dll. Dan kita tidak perlu berdoa dengan suara yang keras kecuali dalam acara-acara tertentu.

Pada dasarnya Tuhan mengetahui apa yang kita pikirkan, jadi apabila kita berdoa di dalam pikiran kita, Dia mendengar setiap kata-kata kita. Dia adalah Tuhan yang tidak terbatas. Tuhan bahkan mengetahui apa yang terjadi sebelum itu, dalam kata lain Tuhan mengetahui seluruhnya mengenai kita lebih baik daripada diri kita sendiri.

Ayat 7 - 8 dari Matius 6 berkata demikian:

"Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya."

Tuhan Yesus mengetahui tentang semua kelemahan-kelemahan dan kegagalan-kegagalan kita. Kita tidak perlu berpikir untuk sesaat-pun bahwa Dia tidak mengetahui. Dalam Roma pasal 8 kita membaca mengenai Roh Kudus yang membawa doa-doa kita yang tidak sempurna dan menyempurnakannya di hadapan Allah.

Dalam kitab Roma 8:26-27 kita membaca demikian:

"Demikian juga Roh [dimulai dengan huruf besar] membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus."

Apabila kita berada di dalam kesulitan dan putus asa, dan kita tidak tahu bagaimana harus berdoa, kita hanya berkata, "Ya Tuhan tolonglah saya, ya Tuhan tolonglah saya." Dan Tuhan mengetahui segala keinginan hati kita.

Nubuat Alkitab

Kadang-kadang kita harus membaca langsung dari Firman Tuhan untuk merenungkannya, dan sambil berdoa kita harus bertanya-tanya di dalam hati apakah kira-kira artinya, jika kita tidak bertanya-tanya maka kita tidak akan pernah mencari jawabannya. Dan kadang ketika kita membaca di tempat lainnya kita akan menemukan jawabannya. Bila kita tidak pernah bertanya maka dalam kebanyakan waktu kita hanya membaca saja tanpa memperhatikan apa yang sedang dikatakan.

Kita semua sudah mengerti bahwa -- Alkitab adalah kamus bagi dirinya sendiri, seperti yang kita baca dalam kitab 2 Petrus 1:20-21 demikian:

"Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat [Kitab Suci] dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan [Allah] Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah."

Dan ayat sebelumnya ayat 19 berkata sbb:

"Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu."

Dalam kata lain, kita tidak boleh mengambil keputusan hanya berdasarkan perkataan orang lain atau hanya melihat kepada satu atau dua ayat saja di dalam Alkitab. Ingatlah seluruh Alkitab adalah satu kesatuan yang sempurna karena ditulis oleh "satu" Pengarang.

Alkitab juga mengajarkan bahwa kita "harus" membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani, yaitu membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain yang membicarakan hal yang sama di dalam seluruh Alkitab. Kitab 1 Korintus 2:13 menjelaskan demikian:

"Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh, [membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani - KJV]".

Alkitab telah ditulis sedemikian rupa sehingga tidak mudah untuk dimengerti, hal ini dapat membuat orang-orang congkak untuk menjadi tersesat. Sesungguhnya Alkitab dapat mendukung hampir ide apa saja yang mau kita percayai kalau kita memilih-milih dan memenggal ayat-ayat tertentu keluar dari konteksnya. Tetapi itu juga berarti bahwa kita menolak untuk menerima seluruh Alkitab sebagai Firman Tuhan.

Dalam kitab 2 Petrus 3:16 kita menemukan peringatan ini:

"Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."

Pada hari sekarang ini kita menemukan banyak denominasi dengan kepercayaan yang berbeda-beda tetapi mereka semua percaya bahwa mereka masing-masing telah memiliki Kebenaran. Bagaimana hal ini dapat terjadi padahal kita memiliki Alkitab yang sama? Ada begitu banyak kesalahan-kesalahan doktrin yang sudah begitu mendasar sehingga tidak dapat diperbaiki lagi selain daripada membaca sendiri dari Firman Tuhan yang sejati.

Oleh sebab itu kita harus sangat berhati-hati sebelum mengajarkan sesuatu, kalau kita tidak yakin akan sesuatu lebih baik kita tidak mengajarkan hal tersebut dan jangan membicarakannya kepada orang lain sampai kita mengetahui lebih banyak dari Alkitab.

Ketika saya sendiri membaca Alkitab kadang saya cukup mengerti apa yang sedang dikatakan dalam suatu bagian yang cukup mudah untuk dimengerti, tetapi sungguh-sungguh sulit untuk dijelaskan kepada orang yang lain. Akan tetapi memang begitulah caranya Allah menulis Alkitab supaya tidak mudah untuk dimengerti dan supaya orang-orang yang percaya mempelajari dengan sungguh-sungguh, membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain di dalam seluruh Alkitab.

Kitab Amsal 25:2 menjelaskan kepada kita demikian:

"Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja [yaitu orang-orang yang percaya] ialah menyelidiki sesuatu."

Kitab Wahyu 5:1 menyatakan demikian:

"Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai."

Seluruh isi Alkitab adalah Firman Tuhan. Semua ayat-ayat yang ada di dalam Alkitab adalah sangat penting, tidak ada ayat yang tidak penting. Dan ini adalah sebuah buku yang sangat tebal, jadi kita harus betul-betul menyediakan waktu untuk dengan disiplin untuk membacanya. Kita tidak boleh malas untuk menyediakan waktu supaya bisa membaca Firman Tuhan.

Sesungguhnya tidak ada hal lainnya di dunia ini yang lebih penting daripada mempelajari Alkitab karena itu adalah masalah "hidup" dan "mati" di dalam kekekalan.

Doa Orang Percaya

Alkitab menyebutkan beberapa hal yang spesifik mengenai apa yang harus kita katakan ketika kita berdoa kepada Allah. Dan Alkitab mengajarkan untuk memulai doa-doa kita dengan menyapa Allah sebagai "Bapa" seperti yang kita baca dalam kitab Matius 6:9. Ini adalah satu perintah dari Alkitab yang membentuk doa dari orang-orang yang percaya dan hal ini juga menekankan fakta bahwa kita sedang berbicara kepada Allah Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Dan dalam kitab Matius 23:9-10 Yesus mengajarkan demikian:

"Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa [pater] di bumi ini, karena hanya satu Bapamu [pater], yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias."

Alkitab juga memerintahkan kita untuk berdoa di dalam nama Yesus. Dalam kitab Yohanes 16:23 Tuhan Yesus menyatakan demikian:

"Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku."

Dan Yohanes 14:13-14 menambahkan demikian:

"dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."

Perintah ini diberikan bukan hanya sebagai penutup doa yang layak seperti halnya seseorang yang mengakhiri tulisannya pada sepucuk surat, tetapi juga untuk mengakui bahwa Yesus Kristus telah mengorbankan nyawa-Nya supaya dapat membuat "jalan" bagi kita kepada Bapa, supaya kita dengan "berani" dapat menghampiri tahta kasih karunia Allah.

Perhatikanlah baik-baik firman yang satu ini yang kita baca dalam kitab Yohanes 14:6 demikian:

"Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Kemudian Alkitab juga memerintahkan kita untuk berdoa menurut kehendak Allah. Ini bukan berarti untuk sekedar berkata "terjadilah menurut kehendak-Mu ya Bapa" tetapi kita harus percaya dan yakin bahwa kehendak Allah-lah yang akan terjadi, tidak peduli apapun yang kita inginkan.

Kitab 1 Yohanes 5:14 menyatakan demikian:

"Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya."

Dan Yesus juga berkata dalam kitab Lukas 22:42 demikian:

"tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."

Kita harus sangat berhati-hati jangan sampai doa-doa kita menjadi "kekejian" dimata Allah karena setiap kali kita sedang berdoa meminta sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan kehendak-Nya. Pada saat umat Allah bertumbuh semakin kuat di dalam kasih karunia, doa-doa mereka akan terbentuk dari Firman Allah.

Kemudian Alkitab mengingatkan kepada kita untuk tidak menggunakan kata-kata yang sia-sia dan diulang-ulang seperti yang kita baca dalam Matius 6:7-8 demikian:

"Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya."

Walaupun Allah mengetahui segala kebutuhan kita, kita boleh memohon kepada Allah hal-hal yang kita anggap perlu untuk kita sampaikan di dalam doa-doa kita, tetapi tentu saja kita tidak boleh memaksa apabila Allah tidak mengabulkan doa-doa kita. Kitab Yesaya 59:1-2 mengajarkan demikian:

"Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."

Pada akhirnya intisari dari segala doa adalah doa untuk keselamatan jiwa dan doa untuk orang-orang kudus, seperti yang kita baca dalam kitab Efesus 6:18 demikian:

"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus"

Dan dalam kitab Roma 8:26-27 menemukan pernyataan ini:

"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus."

Orang-orang kudus yang dimaksud disini bukan menunjuk kepada santa atau santo yang dianggap sebagai orang-orang yang paling suci, tetapi ini menunjuk kepada "semua" orang-orang yang percaya. Ketika kita sudah benar-benar diselamatkan kita telah "dikuduskan" (yaitu dipisahkan) karena kita telah ditutupi oleh kebenaran Kristus.

Kitab Roma 11:16 menjelaskan kepada kita demikian:

"Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus."

Dan kitab 1 Korintus 6:19 kita membaca demikian:

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?"

Dan kitab 1 Petrus 1:2 menyatakan demikian:

"yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu."

Oleh sebab itu kita harus selalu memeriksa diri darimanakah "akar" kita berasal? Kita harus  memastikan bahwa persekutuan kita adalah persekutuan dengan Kristus sebagai "satu-satunya" yang dapat membuat kita untuk menjadi kudus di hadapan Allah.

Doa Bapa Kami

"Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan [roti] kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan [hutang] kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan [penghakiman], tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan  sampai selama-lamanya. Amin.]" (Matius 6:9-13)

Ketika para murid meminta Yesus untuk mengajarkan mereka berdoa, Yesus kemudian memberikan mereka sebuah model doa seperti yang kita baca di atas. Ini tidak berarti bahwa setiap waktu kita harus berdoa dengan kata-kata yang persis sama, tetapi kita harus melihat kepada setiap pernyataan yang ada di dalam doa ini untuk memberikan kita petunjuk bagaimana seharusnya kita berdoa.

Pertama-tama perhatikan di bagian pertamanya di Matius 6:9 kita baca:

"Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu"

Jadi kita harus selalu berdoa kepada "Bapa yang ada di Surga" karena Dia-lah yang memberikan segala sesuatu dan hadiah yang sempurna. Dan hadiah yang sempurna yang bisa diberikan kepada kita adalah "keselamatan". Dan pernyataan "dikuduskanlah nama-Mu" berarti bahwa Bapa adalah Allah Yang Maha Kudus, Dia bukan hanya "seseorang" lain yang bisa kita panggil dengan sembarangan seperti "hai", Dia bukan seperti manusia biasa atau ilah-ilah lain. Allah bukanlah siapa yang kita bisa berbuat sembarangan, bicara sembarangan, atau kita permainkan. Allah adalah Allah Yang Maha Kuasa, dari kekal Dia ada, dan Dia memerintah atas segala sesuatu dari kekekalan yang lampau sampai kekekalan yang akan datang.

Kemudian di Matius 6:12 kita membaca demikian:

"ampunilah kami akan kesalahan [hutang] kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah [berhutang] kepada kami"

Harap diperhatikan bahwa ini adalah doa untuk keselamatan. Dan keselamatan adalah keperluan yang paling penting dari seluruh umat manusia, tidak ada hal lainnya yang lebih penting daripada itu, dan hanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa-dosa kita. Ketika kita berbuat dosa hal yang pertama dan terutama adalah dosa tersebut adalah dosa terhadap Tuhan.

Kemudian dalam ayat 13 kita membaca lagi demikian:

"dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan [penghakiman], tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat."

Ini juga adalah permohonan untuk mendapatkan keselamatan. Kata Yunani untuk ungkapan "pencobaan" (pierasmos), dalam bahasa aslinya berarti "penghakiman". Jadi Tuhan menginginkan kita untuk sadar sepenuhnya akan penghakiman Tuhan yang adil di akhir zaman.

Kalau seseorang dicurigai telah melakukan kejahatan maka dia akan dibawa kepada hakim untuk diadili dan ditentukan apakah dia bersalah atau tidak. Kalau dia ditemukan bersalah, hakim akan memutuskan hukuman yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku, dan orang itu harus membayar hukuman tersebut sesuai dengan yang dituntut oleh undang-undang yang berlaku dimana hakim tersebut memerintah.

Dan seluruh umat manusia adalah subjek dari hukum-hukum Tuhan, tetapi kita semua adalah orang-orang yang berdosa (Roma 3:23, 1 Yohanes 1:8), jadi pada hari yang terakhir nanti semua orang yang tidak memiliki Juruselamat sudah pasti akan ditemukan bersalah, dan kita sudah mengetahui bahwa hukumannya adalah kutukan yang kekal. Upah dosa ialah "maut" (Roma 6:23), dan maut yang Tuhan maksudkan disini adalah "kematian kedua" di dalam kekekalan.

Oleh karena itu di dalam doa Bapa Kami kita berkata, "janganlah membawa kami ke dalam penghakiman". Dalam kata lain ini juga adalah permohonan untuk keselamatan. Ketika kita berkata, "ampunilah kami akan kesalahan [atau hutang] kami," itu berarti kita sedang berkata, "Ya Tuhan, selamatkanlah saya."

Dan pernyataan yang selanjutnya juga adalah permohonan untuk keselamatan, disitu kita berkata, "lepaskanlah kami dari pada yang jahat". Nah, dari yang "jahat" manakah kita ingin untuk dilepaskan? Kita ingin dilepaskan dari "murka Allah" yang memang pantas kita dapatkan karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita. Kejahatan dari dosa-dosa kita membuat kita berada dibawah murka Allah. Ini disebut kejahatan karena kita memberontak terhadap Allah dan menjadi budak Iblis dan budak dosa. Ingatlah bahwa setiap orang yang belum diselamatkan masih berada di dalam "kerajaan gelap" atau kerajaan Iblis (Kis. 26:18, Kolose 1:13, Efesus 5:8, Yohanes 12:46, 1 Petrus 2:9).

Dalam kitab Kisah Para Rasul 26:18 kita membaca demikian:

"untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan."

Jadi pernyataan "lepaskanlah kami dari pada yang jahat" adalah permohonan untuk keselamatan. Ini adalah doa supaya kita bisa dilepaskan dari murka Allah. Ini adalah doa supaya kita dapat dilepaskan dari upah dosa-dosa kita, yang merupakan hutang yang seharusnya kita bayar. Ini adalah doa supaya kita dilepaskan keluar dari kerajaan Iblis dan dibawa masuk ke dalam kerajaan Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, tiga permohonan dalam Doa Bapa Kami ini secara efektif adalah sebuah permohonan untuk keselamatan. Dan ketika kita sudah diselamatkan, kita mengetahui bahwa tiga permohonan ini telah dijawab dengan tegas. Ini adalah janji yang indah yang Tuhan nyatakan dalam kitab Wahyu 3:10 dimana Tuhan berkata:

"Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan [penghakiman] yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai [menghakimi] mereka yang diam di bumi."

Ketika kita membaca dengan teliti dan berhati-hati doa Bapa Kami yang ditemukan dalam Matius pasal 6 atau Lukas pasal 11, kita menemukan bahwa ini adalah intisari dari doa keselamatan. Keselamatan adalah keperluan yang paling penting dari seluruh umat manusia. Kalau kita sudah diselamatkan (yaitu mendapatkan "kebangkitan jiwa yang baru" yang diberikan dari atas) kita sudah mempunyai hidup yang kekal. Kita sudah aman dan terlindungi, kita sudah memiliki berkat yang paling baik yang bisa kita dapatkan.

Bertekun Dalam Doa

"Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur." (Kolose 4:2) 

Doa adalah kesempatan yang indah yang Tuhan berikan kepada kita untuk berkomunikasi dengan-Nya. Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya di dalam Alkitab, dan kita berbicara kepada Tuhan melalui doa. Akan tetapi ada banyak orang yang berpikir bahwa kita harus memilih kata-kata kita dengan sangat baik sewaktu kita berdoa. Hal tersebut adalah seperti seakan-akan mereka sedang menyampaikan suatu pidato umum. Mereka hendak memastikan bahwa setiap orang akan menyukai apa yang mereka ucapkan. Adalah sangat menyedihkan sewaktu orang-orang memuji seseorang atas sebuah doa yang telah disampaikan. Hal itu menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak memahami maksud pemikirannya secara keseluruhan. 

Doa adalah sebuah sikap dimana kita dapat di dalam cara kekanak-kanakan kita sendiri berbicara kepada Tuhan. Maksudnya ialah bahwa kita tidak perlu untuk menjadi seorang jurubicara yang ulung untuk melakukan doa. Kita tidak perlu untuk menjadi seseorang yang ahli berbicara. Kita tidak perlu untuk mampu menghasilkan suatu ungkapan yang sangat baik. Kita hanya hendak mengutarakan kepada Tuhan apa yang ada di dalam hati kita. 

Seperti misalnya, sewaktu tiba pada saat makan, kita dapat secara sederhana berdoa kepada Tuhan di dalam nama Yesus, bersyukur kepada-Nya untuk makanan kita dan meminta Dia untuk memberkati-Nya. Dan itu adalah cukup jika kita benar-benar tulus. Tetapi bila kita secara sederhana memiliki kebiasaan rutin untuk mengatakan beberapa kata sebelum kita makan, hal tersebut tidak berarti apa-apa. Jika kita hanya menjalani suatu kegiatan yang rutin, hal itu tidak akan bernilai apa-apa. 

Alkitab menyatakan di dalam kitab Mazmur pasal 51 bahwa Tuhan tidak akan memandang hina "hati yang patah dan remuk." Alkitab menyatakan bahwa Allah Roh Kudus sendiri akan mengambil doa-doa kita dan membawa mereka dengan sempurna kepada Tuhan. Kita mungkin sedang berada di dalam penderitaan yang begitu berat di mana hati kita terasa pecah. Kita mungkin dipenuhi rasa syukur dan pujian untuk Tuhan. Dan untuk satu hal, yang paling baik yang dapat kita lakukan adalah untuk berseru kepada Tuhan untuk meminta bantuan. Di dalam kasus yang lain, kita mungkin menyatakan pujian demi pujian yang terbaik untuk memberitahu Tuhan betapa maha besarnya Dia. Tetapi doa bukanlah suatu perkara tentang berapa banyak kita dapat mengutarakan atau betapa baik kita dapat mengutarakannya. Doa merupakan sebuah sikap dari hati. 

Kristus sendiri telah memberi kita sebuah contoh tentang doa sebelum makan. Kitab Lukas pasal 24 menguraikan tentang dua orang murid yang sedang berjalan menuju suatu tempat yang bernama Emaus bersama dengan Yesus setelah Dia bangkit dari antara orang mati. Dan mereka berhenti untuk makan, dan setelah Yesus meminta berkat atas makanannya, mata mereka terbuka. Tuhan meminta kita untuk berdoa sebelum makan karena makanan merupakan suatu karunia dari Tuhan. Tetapi kita tidak perlu untuk fasih berbicara sewaktu kita berdoa. Kita dapat secara sederhana mengakui bahwa makanan kita merupakan suatu berkat dari Tuhan dan berterima kasih kepada-Nya untuk makanan tersebut. 

Sewaktu kita berdoa kepada Tuhan sebelum makan, saat itu juga merupakan suatu saat yang baik untuk berterima kasih kepada-Nya untuk hal-hal yang lain. Kita dapat berterima kasih kepada-Nya bahwa hari itu telah merupakan sebuah hari yang baik. Kita dapat berdoa untuk bantuan-Nya sehubungan dengan sesuatu yang mengganggu perasaan kita. Kita dapat berdoa supaya Dia akan menguatkan kita untuk menjadi lebih taat dan setia. 

Indahnya adalah kegiatan doa tersebut mengizinkan kita untuk memberitahukan isi hati kita kepada Tuhan walaupun Tuhan sebelumnya telah mengetahui "segala sesuatu" yang kita butuhkan. Dia mengetahui seluruh dari masalah-masalah kita lebih baik dari pada diri kita sendiri. Kita tidak dapat memberitahukan kepada Tuhan apa pun di dalam doa kita sesuatu yang belum Tuhan ketahui. Tetapi adalah menenteramkan untuk memiliki hak yang istimewa untuk dapat membawa perasaan-perasaan kita dan rasa syukur kita serta permohonan-permohonan kita kepada Tuhan. Kita dapat mengemis untuk meminta bantuan-Nya. Kita tidak perlu untuk menjadi terlalu khawatir tentang bagaimana untuk mengucapkan doa-doa kita. Tuhan telah sebelumnya mengetahui seluruh dari kebutuhan kita dan secara sederhana kita dapat berdoa kepada Dia dari lubuk hati kita. 

Kitab 1 Yohanes 5:14 berbicata tentang doa demikian: 

"Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya." 

Rahab

"Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai [Israel] itu dengan baik." (Ibrani 11:31)

Alkitab selalu menekankan bahwa Tuhan melihat kepada "hati" bukan kepada penampilan luar. Seseorang dapat tampil sangat suci tetapi seringkali mencemoh orang-orang lainnya yang ia anggap lebih rendah daripadanya. Disisi yang lain ada orang-orang yang dianggap rendah di dalam masyarakat tetapi di dalam hati mereka memiliki rasa hormat yang sangat tinggi dan rasa takut yang sangat besar terhadap Tuhan.

Oleh karena itu kita tidak dapat melihat penampilan luar sebagai ukuran atas keselamatan, akan tetapi kita juga tidak dapat melihat ke dalam hati seseorang, hanya Tuhan yang mengetahui apakah sesungguhnya yang ada di dalam hati seorang manusia. Kita mungkin dapat menipu orang lain bahkan menipu diri kita sendiri, tetapi kita tidak pernah bisa menipu Tuhan.

Dari kisah-kisah yang kita baca di dalam Alkitab adalah sangat mengherankan bahwa Tuhan menyelamatkan Rahab dan Maria Magdalena yang adalah para pelacur. Dan seorang perempuan yang tertangkap basah melakukan perzinahan dalam segala kemungkinannya ia diselamatkan oleh Yesus. Kitab Yohanes 8:10-11 menyatakan demikian:

"Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Dan Rahab yang tinggal di kota Yerikho yang terkutuk memiliki kesaksian yang sangat indah terhadap Tuhan seperti yang kita baca dalam kitab Yosua 2:11 demikian:

"Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah."

Anehnya kita menemukan nama Rahab yang sama di dalam silsilah nenek moyang Yesus dari pihak Yusuf (yang adalah "bapa tiri" Yesus) seperti yang kita baca dalam kitab Matius 1:5-6:

"Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria"

Disini kita menemukan dua perempuan yang bukan berasal dari bangsa Israel. Kita sudah mengetahui Rahab berasal dari kota Yerikho yang dihancurkan sama sekali oleh bangsa Israel dan Rut adalah seorang Moab yang dianggap najis oleh bangsa Israel. Lebih dari itu Salomo anak Daud, raja agung yang membangun Bait Allah, diperanakkan dari Batsyeba, isteri Uria! Bagaimana hal itu mungkin?

Ada satu perempuan lagi yang menarik perhatian kita dalam silsilah ini, yaitu Tamar. Siapakah Tamar? Kitab Matius 1:1-3 mencatat demikian:
"Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, [dstnya]"
Tamar sebenarnya adalah menantu Yehuda yang berzinah dengannya karena Yehuda tidak mau memberikan anaknya yang bungsu untuk menikah dengan Tamar.

Nah, mengapa bisa terjadi demikian? Bukankah nenek moyang Yesus seharusnya adalah orang-orang yang sangat suci dan tidak pernah berbuat salah? Akan tetapi mereka adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan-kesalahan, hanya Tuhan Yesus yang adalah Allah Manusia yang sama sekali sempurna dan tidak pernah berbuat salah. Bagaimanapun juga ada banyak orang yang akan mencemoh hal ini karena mereka tidak mengerti pelajaran apakah yang Tuhan sedang ajarkan kepada kita disini.

Sebelum diselamatkan kita adalah adalah para pelacur rohani yang banyak sekali melanggar hukum-hukum Tuhan. Setiap kali kita berbuat dosa kita sedang "berzinah" secara rohani karena sesungguhnya setiap manusia menikah dengan Hukum Tuhan.

Itulah sebabnya Hukum Taurat mengajarkan bahwa orang-orang yang melakukan perzinahan patut untuk dihukum rajam atau dilempari dengan batu sampai mati.

Akan tetapi setelah diselamatkan kita tidak lagi menikah dengan Hukum Tuhan, kita "bercerai mati" dengan Hukum Tuhan karena Ia telah mati di atas kayu salib. Dan kemudian orang-orang yang percaya menjadi pengantin rohani Kristus yang mampu membebaskan kita dari kutuk Hukum Taurat.

Itulah sebabnya Tuhan menekankan beberapa hal yang sangat penting tentang pernikahan dimana Tuhan juga tunduk kepada hukum yang dibuat-Nya sendiri.

Kitab Roma 7:1-4 menjelaskan kepada kita demikian:

"Apakah kamu tidak tahu, saudara-saudara, --sebab aku berbicara kepada mereka yang mengetahui hukum-- bahwa hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup? Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu. Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain. Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah."